"Ditembak" Saat Ikut Kongres Nasional Bahasa Jerman
Sebetulnya saya sudah cerita di Sini klik, tapi ini bagian favorit saya mengenai Kongres Nasional Bahasa Jerman Ikatan Guru Bahasa Jerman Ketujuh lalu.
Selesai presentasi makalah praktik baik di Ruang 908 Universitas Negeri Jakarta (UNJ), saya "ditembak" olah ketua panitia (Pak Ending Khoirudin) yang kebetulan menjadi moderator di sesi tersebut. Tentu, saya kaget dan masih tak menyangka. Hati dan Pikiran saya sibuk menerjemahkan kejadian ini.
Saya diminta menjadi narasumber saat sesi diskusi Deutscunterricht nach der Pandemie atau Pembelajaran Bhs Jerman setelah Pandemi" di depan semua peserta Kongres Nasional Bahasa Jerman ketujuh. Lebih spesifik, saya diminta sebagai perwakilan guru SMK. Iya, sudah sering saya curhat di Blog ini bahwa saya sekarang pindah jenjang dari guru SMA ke SMK.😁
Ini seperti hal yang pernah saya impikan, bisa juga sebagai obat akan banyak hal yang pernah saya lalui. Saya sadar, ini bukan akhir dari segalanya dan posisi saya di Situ kebetulan paling junior. Saya menangis di Jalan menuju rumah dan tambah menangis ketika tiba di Kos kiki.
Pada 6 Juli itu saya akan duduk bersama Bu Ekadewi, Bu Dian, Pak Ending, Bu Anisa Shoumi dan Bu Hasniar. Merasa insecure? Iya, jujur. Grogi dan entahlah saya takut, akan cerita apa ya? Kalau pak ketua sudah bilang, cerita saja praktik baik yang sudah dipresentasikan. Yap, karena sesi terbatas akhirnya saya pun cerita pengalaman mengajar dari @deutsch_sman2boyolali ke @deutsch_smkn1mojosongo. Ya, suka duka, cerita ngundang native secara online saat pandemi, gegar budaya ngajar di SMK, hingga media apa yg digunakan untuk mengatasi ketidakcukupan buku untuk 614 siswa kelas XII yg "Mak bedunduk" dapat Jerman.
Bdw, untuk kostum yg saya pakai itu diputuskan 10 menit sebelum berangkat... Saya pakai bajunya kikik.. intinya yg cerah dan setidaknya bisa membuat saya terlihat langsing dari jarak jauh wkwkkwkwk. Makasi ya kikik.. Ndilalah, baju batik dan yang terbaik menurut saya udah dipakai hari sebelumnya. Saya kan ga kepikiran akan duduk di depan, hihihihi.
Semalaman saya sulit tidur, padahal jelas saya ngantuk berat. Puji syukur, saya masih bisa bangun lebih pagi dan tepat waktu sampai di Lokasi.
Suwun, Gusti Allah.
Saya meyakini ini caramu agar saya semakin tahu diri, tidak kememplu, terus belajar dan tidak menyerah.. Caramu agar sy membuat zona nyaman baru, bahwa SMK adalah rezeki dan berkah. (Walau, move on itu berat). Terima kasih Allah untuk segalanya, kau selalu memberi kejelasan bahwa pengorbanan masa lalu tidak pernah sia-sia. Saya terharu dan sujud penuh syukur bahwa hari-hari ini semakin menyenangkan, walau penuh kerelaan, walau harus mengulang dari awal, walau sering menahan rindu.
Saat saya selalu ingin menyerah dan protes terus, kau mengingatkan bahwa SMK adalah jalan yang harus dihadapi. Toh, kalau saya ingat lagi, seandainya saya tidak menceritakan SMKN 1 Mojosongo, mana mungkin saya akan ditunjuk untuk bercerita. Sungguh, setahun yang luar biasa.....\
Untuk emakku di Sana, Mak cita-cita anakmu kabul siji-siji. Suwun Mak Untuk Bu Putu, guru Jermanku, sy bangga meneruskanmu.Untuk semua dosen & guruku, suwun tenan. Untuk suamiku dan mikhi, maaci ye Uda diizinke kemana-mana hahhaha. Untuk keluarga dan kawanku, sukses selalu. Untuk murid/ex muridku, gapailah cita-citamu, selamat berjuang, terima kasih sudah jadi inspirasiku.
Ini memang bukan akhir segalanya, tapi hari itu istimewa buat anak Boyolali, guru SMK yg sempat protes dan berisik pada Gusti Allah... Hihi
Saya masih ingin terus bercerita dan membuktikan bahwa ketetapan Gusti Allah tidak pernah salah. Dor....... Yauda dadah... See u
Ini repost dari Instagram sih, tapi caption saya ubah dikit.
0 Response to ""Ditembak" Saat Ikut Kongres Nasional Bahasa Jerman"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D