Pengalaman Belajar di Altissia Karena Beasiswa Untuk Guru Bahasa dari SEAQIL
Sejak tanggal 28 Juni lalu, saya sudah berencana akan ujian bahasa Jerman daring kalau sudah bulan Juli saja. Kalau ga tanggal 3 ya 4, gitu sih. Ya, akhirnya terwujud juga walau sempat keteteran bagi waktu dan ada kendala error ketika klik "take the final test". Sudah saya coba sedari pagi jam 5, sampai baru bisa ujian sekitar jam 8 dengan perasaan yang was-was, takut Mikhi tiba-tiba nangis, bangun, terus gedor-gedor pintu kamar dan ga jadi ujian. Padahal waktu ujian cuma 40 menit nih & butuh konsentrasi tinggi.
Hasilnya? Ya tidak mengecewakan, walau tetap di level yang sama. Yasudah, sudah bagus untuk situasi yang sedang saya alami, banyak tugas dadakan, harus mikir konsep, sabar, menomor satukan pelayanan, dll. Lagipula, saya sedang ada di posisi legowo akhir-akhir ini, karena apa? Karena kalah lomba, ya lomba yang saya ikuti sendiri dan yang diikuti siswa. Januari lalu, Adel nyaris masuk 10 besar olimpiade bahasa Jerman, tapi dia dan saya tentu harus puas dengan peringkat 11 atau 12 ya. (Duh, ntar panjang nih kalau cerita lomba).
Oke kembali ke ujian tadi ya. Jadi, saya ini ikut ujian akhir bahasa Jerman setelah 3 bulan mengikuti beasiswa kursus dari SEAQIL dan Altissia. Ada 600 guru bahasa yang lolos seleksi dan mendapat kesempatan ini.
Ngomong-ngomong, ini tidak hanya diperuntukkan guru bahasa Jerman saja namun juga guru Inggris, Perancis, Indonesia, Spanyol baik yang ada di Indonesia dan juga kawasan Asia Tenggara. Wah mantab, kali lah!
beasiswa seaqil |
Wah, gimana belajarnya?
Sebelum belajar, kami sudah disyaratkan untuk bisa memenuhi jam belajar minimal yaitu 64 jam. Ya, waktunya pas lah ya, dari 5 April-28 Juni. Saya sempat leha-leha di awal April, karena waktu itu sok sibuk dengan agenda Pertemuan Tatap Muka (PTM), kebetulan sekolah saya ditunjuk provinsi untuk uji coba PTM. Haha!
Ya, perhari minimal sejam belajarnya. Gak tentu sih, kalau lagi banyak kegiatan kadang saya cuma 30 menit. Hahah, tapi kemudian dirapel hari lain dan puji Tuhan, sebelum 14 Juni saya sudah selesai semua level + pemenuhan jam.
Ini nih gambarannya :
altissia |
Jadi belajarnya di Altissia.org, aksesnya gratis ya karena ini kan yang ngadain SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) atau organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara yang bertugas meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang bahasa.
Kami diminta bikin email baru khusus untuk log in altissia dan selanjutnya bisa log in dan belajar baik lewat smartphone maupun komputer. Untuk refresh ini sangat bagus, ya seperti tujuan awalnya kan ini untuk peningkatan kompetensi guru bahasa. Jadi, idealnya memang sudah ada basic.
Ada Grammatik, membaca, mendengar, dan berbicara. Semuanya dilakukan mandiri. Untuk menambah kosakata contohnya kami dikasih kuis yang jawabnya kudu sama dengan apa yang disajikan, nonton video, jawab soal terkait video, terus untuk berbicara kami diminta rekaman suara dan menirukan teks. Asik juga! Cuma memang ga ada interaksi langsung ma native speaker.
Intinya dalam platform tersebut, peserta dapat secara mandiri mempelajari materi yang telah dirancang berdasarkan hasil tes penempatan yang telah dilakukan. Ini hasil penempatan saya waktu itu :
penempan tes seaqil |
Setelah tahu hasilnya, saya semangat dan langsung berpikir ini ntar bisa naik level gak ya ke C1. Wadududududuh.
Saya senang bisa belajar lagi, karena memang saya butuh. Biar Jermannya gak ilang, dan tentu meningkat. Baik dari segi penguasaan dan penyampaian. Tantangan banget ngajar Jerman untuk siswa SMA dengan posisi mata pelajaran sebagai lintas minat.
Kadang ingin menangis sambil berharap, tujuan saya sekarang adalah semoga setiap angkatan ada yang melanjutkan sekolah/bekerja di bidang yang berbau Jerman. Huhu, jika pun enggak minimal mereka punya kenangan dan ilmu bermanfaat ketika proses pembelajaran di Kelas Jerman. (duhhh, saya nulisnya sambil nangis pingin nulis panjang). Untuk itulah, saya harus selalu di upgrade.
seaqil |
Review Altissia :
Kenalan dulu dan bakal saya ambil dari webnya ya. Altissia.org Yak, dicautut dari webnya, altissia didirikan pada tahun 2005 oleh akademisi dari Université Catholique de Louvain (UCL). Kantor pusatnyadi kampus universitas di Louvain-La-Neuve, Belgia.
Seperti yang sudah saya tulis di atas. Di Sini saya bisa secara mandiri melakukan penilaian level bahasamu. menit. Test bahasa memerlukan waktu sekitar 40 menit dan memungkinkan untuk mengevaluasi level bahasa berdasarkan CEFR (Common European Framework of Reference for Languages).
Setelah tahu level, saya bisa memilih jalur belajarnya atau bidang apa sih yang ingin diperdalam :
Jika sudah pilih salah satu, nanti akan diminta memilih lagi sektor apa yang akan didalami. Saya contohnya memilih study and work, terus habis itu dapat pilihan sebanyak ini :
altissia |
Nah, saya sih milihnya Education aja, karena materinya pas buat di Sekolah. Yaudah, habis itu kita akan masuk ke intinya. Ibarat buku, nanti kan ada level A1-C1. A1 ada berapa bab yang harus diselesaikan dan tiap bab itu juga ada evaluasinya buat mengukur sejauh mana pemahaman kita. Bahkan kalau belum 70% nanti ga centang ijo dan ga bisa lanjut level berikutnya. Enaknya di altissia, bisa ulang-ulang kok. Santai sih, tapi emang ada target dari SEAQIL jadi ya santai tapi gak santai. hahahah!
Ada masa saya rajin banget dan asal-asalan. Pas rajin, saya beneran nyatet kaya gini :
catatan pas belajar altissia |
Kalau lagi malas, saya nyatatnya di note, terus habis itu ga disimpan. hahaha! Setelah berjuang membagi waktu, hmmm saya harus puas dengan ini :
final test altissia |
Secara umum, saya sangat terbantu dengan Altissia! Makasi untuk kisah kita ini, sukses buat kamu dan tentu buat aku.💖
Sekian, disambung kalau udah ada penutupan acara ya!
0 Response to "Pengalaman Belajar di Altissia Karena Beasiswa Untuk Guru Bahasa dari SEAQIL"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D