"Bule" Jerman ke SMA N 2 Boyolali
Sebagai
salah satu proses pembelajaran dan menguji sejauh mana pemahaman bahasa Jerman
kelas X SMA Negeri 2 Boyolali, maka belajar langsung dengan Native Speaker asal Jerman di Kelas bisa jadi
salah satu solusi.
Pada
Jumat, 27 April 2018, program guru bahasa Jerman SMA N 2 Boyolali kembali
mendatangkan penutur bahasa Jerman ke Sekolah. Berbeda dengan konsep sebelumnya,
kali ini setiap kelas (yang belajar bahasa Jerman ) mendapat kesempatan sama di
Kelas untuk belajar secara dekat lansung dengan Stefan.
Stefan
M ini merupakan dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mengajar Sastra
dan Kepenulisan. Pria yang berasal dari Jerman negara bagian Sachsen Anhalt ini
masuk ke 5 Kelas secara bergantian. Oya, Stefan juga meminta secara khusus
untuk melakukan pengamatan atau Hospitation.
Kebetulan, ada jam mengajar bu Putu.
Waktu
kunjungan perkelas memang hanya 30 menit, hal ini dikarenakan supaya semua
kelas dapat merasakan pengalaman melakukan kontak dengan orang Jerman asli. Para
Peserta didik kebanyakan menunjukkan antusiasmenya. Ada yang malu, kaget dan
yang pasti wajah bahagia terpancar dari diri mereka.
Untuk
mempermudah pelaksanaan, saat masuk kelas Kelas, Stefan akan membuka terlebih
dulu dengan perkenalan singkat. Saya dan Stefan sepakat melaksanakan beberapa
agenda, setelah perkenalan, Stefan saya sodori buku absen dan memilih 2-5 Nama
anak. Anak yang dipanggil Stefan akan dapat kertas dari saya, yang didalamnya
sudah ada pertanyaan. Nah, anak tersebut harus membacanya dengan keras.
Saya
pikir, itu lumayan untuk memancing keberanian mereka dan menguji kemampuan
bicara. Stefan menjawab dan anak senang. Nah, setelah selesai, Stefan akan
mengatur kelas tersebut dengan permainan. Yang intinya, semuanya aktif.
Permainannya sederhana. Ada yang mengetes ingatan, pengucapan, melatih angka
dan memanfaatkan musik.
Selesai
permainan, dilanjutkan dengan sedikit Interview dari Stefan. Dia bertanya
kepada beberapa anak. Banyak yang grogi, tapi bahagia! Setelah itu
dimenit-menit terakhir, dibuka kesempatan bagi yang masih ingin bertanya. Saya
sudah wanti-wanti ke beberapa anak yang menonjol dalam bahasa Jerman untuk
bertanya dan syukurnya, mereka melaksanakan itu. Walau sederhana, mereka
berani. Ini pertanyaan yang muncul di akhir :
“Was
ist Ihr Lieblingsessen?” (Apa makanan kesukaan Anda)
“Sprechen
Sie Indonesisch?” (Apa Anda berbicara bahasa Indonesia?)
“Wie
ist in Deutschland?” (Bagaimana di Jerman)
“Essen
Sie Bakso, Sate, usw?” (Apakah Anda makan bakso, sate, dll?)
Dan masih
ada beberapa lagi.
Pada
akhirnya, kelas ditutup dengan acara foto bersama. Dari awal, yang saya
tekankan pada anak jangan yang penting foto, tapi di Kelas harus aktif. Foto
itu bonus dan pokoknya harus legawa kalau ybs tidak mau selfie hahaha.
Anak-anak mengerti dan tetap enjoy.
Ini
sebagian komentar mereka :
Bagaimana komentar Stefan?
Ini
merupakan pengalaman pertama dia benar-benar masuk ke Kelas di SMA Indonesia. Dia agak
kaget juga dengan jumlah anak di Kelas. Saya beberapa kali memastikan dia
baik-baik saja... hahah... “Aku gapapa, kaget iya.” Sebenarnya, dia juga pernah
ke Sekolah di Temanggung.
Stefan
sabar, lebih sabar dari saya. Sewaktu ada anak yang lupa berhitung, sebetulnya
saya agak emosi dan malu ahahah. Namun, melihat Stefan kalem dan memakluminya,
acara tetap berlanjut dengan santai. Waktu kelas kurang aktif, dengan cepat dia
mampu menguasainya dengan menerapkan metode belajar lain. Ya, dia juga pernah
jadi Guru di Sekolah sebelum jadi Dosen. Hihi....ya tetap beda ya.
Dalam
5 kelas yang berbeda itu, Stefan mempraktekan permainan berbeda.
1. Permainan
Anjing- Kucing dengan kata kunci Drehen.
2. Permainan
ke Pulau keini keinu.
3. Permainan
tepuk dengan berhitung.
4. Permainan
dengan musik, itu lo yang cepet-cepetan duduk di Kursi.
Sederhana
tapi bermakna. Intinya, anak bahagia dan Native-nya
nyaman. Amien!
Waktunya
Stefan istirahat, kami kemudian makan di Soto Segerr Mbok Giyem depan Satlantas
Boyolali. Istimewa, karena pak Kepala Sekolah mengantar kami dan tentunya
nraktir donk hahaha. Danke, Pak Yanta.
Oya,
itu ada Mba Arum. Mba Arum adalah anak bu Putu dan khusus datang dari Yogya
untuk menemani perjalanan Stefan. Nanti,
ceritanya di Pos lain aja ah.
Makasi
semua!
0 Response to ""Bule" Jerman ke SMA N 2 Boyolali"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D