Yang Tak Terduga di Kelas
Ada-ada saja drama kecil di Kelas yang kadang lucu, sedih sampai nggilani. Seperti pada Jumat beberapa minggu lalu. Sebelum memulai pelajaran yang sudah didesain di Kepala, sengaja saya singgung materi khotbah yang tadi kami dengar bersama-sama.
di Kelas |
Rencananya sih, 5 menit pertama itu saya akan bercerita mengenai pengalaman pribadi. Diawali dengan kalimat seperti ini, “Ya adik-adik, tadi gimana ceramahnya tentang Orang Tua? Saya agak baper lo, terharu, karena merasakan sendiri ditinggal Bapak Ibu meninggal.” Satu kelas kemudian agak diam, cerita berlanjut ketika saya umur sekian dan sedang di Jerman, pada bulan ketiga di Sana, bapak meninggal.
Sampai di Situ, adik-adik yang sebetulnya berisik luar biasa mulai menunduk. Saya lanjutkan lagi cerita tentang Ibu saya. Deg, cerita saya sangkut pautkan pada masa SMA dulu. Saya berhenti mau tersenyum. Hahaha, tapi gagal. Kenapa? Karena saya gak kuat menahan air mata.
Saya tetap senyum tapi nangis. Malah saya tambahi kalimat ini ke mereka : Sakitnya tu gak berdarah, kerasanya ga saat itu waktu ditinggal, tapi sekarang-sekarang dan sering. Lalu, 2 siswi sesenggukan, yang siswa ada yang nangis, yang biasanya ketawa, diam tanpa ekspresi.
“Nangis aja kalau gak kuat, terus nanti ke Kamar Mandi.” Kata saya melanjutkan. Jedar... satu siswi sesenggukan gak bisa diam, nangis terus. Kelas mulai gak tenang, siswi tersebut mengeluh sakit dada, yang laki-laki beneran ada yang nangis.
Dibujuk-bujuk, siswi yang mengeluh sakit dada itu diajak ke UKS. Suasana makin panas, saya ikut ke UKS. Saya sempat berpikir, ini gak akan lama dan pasti biasa aja. Saya masuk kelas lagi, wajah sendu mulai gak bisa ditutupi oleh mereka. Saya mendekat ke Satu siswi, dia bercerita, “Frau, si X itu Ibunya udah ga ada, Si Y itu bapaknya sedang sakit parah, SI S itu gini.....”
Yak, setelah agak reda, saya minta yang di Kelas mengerjakan tugas kecil. Saya ke UKS ngecek siswi tadi yang ditunggui beberapa temannya. Sampai setengah jam, siswi tsb dadanya masih sesak. Konsul ke Sana ke Sini, akhirnya kami menghubungi sang Bapak. Untungnya, Bapak si Siswi tsb sedang libur. Rumahnya agak jauh, jadi kami menunggu agak lama.
Selang beberapa menit, sampailah si Bapak dan segera lari ke UKS. Tanpa pikir panjang, si Anak dibopong ke Mobil dan segeralah mereka meluncur ke Rumah sakit. Taraaaaaaaaaa........ saya kuaget tapi mencoba bertampang biasa saja.
Pelajaran selesai dengan perasaan campur aduk, saya minta maaf di Kelas atas kejadian tak terduga hari ini. Hahaha......
"Gapapa, Frau, tadi kami juga baper."
Masalah sebenarnya selesai, siswi tadi sudah pulih dan sempat video call dengan teman sekelasnya, saya ikut menyapa dan menanyakan kabarnya. Ini merupakan pengalaman pertama buat saya, agak kaget juga dan saya konsultasi ke Guru Senior.
Hari-hari selanjutnya di Kelas tersebut, kami sudah bisa ketawa ngakak. Ahahahaha....
Yang Menyebalkan
Masuk kelas, jam terakhir, wajah kusut masai mereka makin kelam ditambah dengan rasa kantuk luar biasa. Saya duduk menunggu mereka tenang. Kemudian membuka kelas dengan salam, lalu sedikit arahan tentang apa yang dilakukan hari ini.
Ada yang kasak-kusuk, ada yang lempar-lemparan, ada yang nyanyi dan yang parah ada yang bawa kendang. Kendang ditabuh, ada dua siswa laki-laki sengaja berdiri lalu menari. Biasanya saya tertawa, tapi hari itu saya mencoba diam menikmati suasana. Saya minta diam, tidak ada yang mendengar.
Tibalah saat mendebarkan itu tiba, saya berdiri dan berteriak. “Heeeeee, kalau mau ramai keluar sana.” Musik berhenti, kepala menunduk, sebagian mulai duduk. Saya tarik nafas, rasanya hari itu benar-benar menyebalkan. Suara asli saya menahan emosi keluar, sepertinya mereka agak takut. Maklum, mereka baru sebulan sekolah.
Diam, hening, tapi saya mau tertawa melihat tampang mereka.
Setelah itu hari itu, kelas mulai kondusif, tapi tak lama. Hahahahahah
Yang Lumayan Menyebalkan
“Tugasnya mana?”
“Belum bu.”
“Gak ada satupun yang mengumpulkan, kenapa?”
“Maaf bu.”
“Oke, sekarang bukunya dimasukkan semua, kita ulangan.”
Mereka manyun, yang sudah mengerjakan tapi gak mengumpulkan marah.
“Kok kalian marah? Lha dikasih tugas yang gampang dan sedikit aja gak dikerjakan.”
Gak ada yang jawab, saya bagikan kertas ulangan yang sebetulnya mirip dengan tugas mereka.
“Kalau gak mau, gapapa, silahkan keluar dan ke Ruang BP saja.” Tambah saya.
Akhirnya ulangan berjalan, wajahnya mulai berubah ketika tahu bisa dikerjakan. Mereka diam, saya diam mengawasi. Sejam kemudian ulangan ditukar lalu dicocokkan.
“Besok lagi gini ya, tugas gausah dikerjakan, langsung ulangan dadakan terus.” Kata saya dengan penekanan.
“Maaf bu....”
0 Response to "Yang Tak Terduga di Kelas"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D