Main Hakim Sendiri, Nyawa Hilang, Selesai Sampai disitu?
Ada tetangga,
belum terlalu tua, punya masalah kejiwaan, sukanya jalan-jalan, ngomel di Jalan,
ketawa sendiri, agak jail dan suka minta rokok. Pernah suatu hari, dia ketauan
pakai sandal agak mahal ponakan saya. Setelah dicek, betul ternyata sandal
ponakan hilang. Lucunya, suatu pagi ponakan mendapati ada sandal butut nangkring di
Halama rumahnya. Asumsi kami, si Fulan mengganti sandalnya dengan sandal
kepunyaan ponakan.
Kapan dulu, dia mengagetkan saya yang sedang membungkus roti. Dengan entengnya dia
minta roti dan rokok. “Buat apa rokoknya?” tanya saya dalam bahasa Jawa
membuang rasa takut, “Buat teman BAB di Sungai.” Jawabnya dalam bahasa Jawa.
Hahahaha, saya Cuma ngampet ketawa mendengarnya. Lah, kok masih doyan rokok sih.
Buat
kalangan tetangga kampung, kelakuannya dapat dimahfumi. Lha ya kan memang
sakit, yang penting dia gak ngamuk-ngamuk, itu sudah cukup. Kadang-kadang, dia
jadi obrolan kalau sekian lama gak kelihatan. “Apa diciduk aparat, apa
diasingkan ke Kota lain, dan apa-apa yang lain.”
Sampai
suatu waktu kami dengar kabar, ada kawan sekolahnya yang peduli dan mencoba (kembali)
mengobatkan dia ke Rumah sakit Jiwa. Pulang-pulang, ada perubahan sih, tambah
bersih. Sayang, mungkin pengobatannya belum tuntas jadi masih ada sisa-sisa
sakit. Kebetulan, sebelum idul Fitri, si Fulan lewat depan rumah Pakdhe dan
teriak-teriak minta rokok sambil misuh-misuh. Gokil! “Dhe pak Dhe, aku njuk
rokok, bla bla bla.....”
Hmm,
kabar terakhir, si Fulan jadi korban amuk masa. Dia dikeroyok orang-orang yang
ngakunya waras. Dia jadi korban main hakim sendiri. Kondisi mengenaskan, dia
meninggal di Rumah sakit. Pihak keluarga dan kami para tetangga baru tahu
beberapa hari kemudian.
Main Hakim Sendiri Kok Sama Orang Sakit
Banyak
yang menyayangkan atas kejadian ini. Katanya, dia dituduh mau mencuri, tak mau
ngaku karena susah bicara, lantas dibantai masa. Parahnya lagi, pada tubuhnya
ditemukan bekas luka senjata tajam.
Kepergian
si Fulan sontak membuat beberapa orang bertanya-tanya. Entahlah, mungkinkah
masyarakat sedang sakit, lalu mengambil jalan dengan main hakim sendiri. Satu
nyawa yang hilang, apa bisa menyelesaikan masalah?
Apa lupa mereka, apakah ada
keluarga yang ditinggal, keluarga yang kemudian akan disibukkan dengan urusan
jenazah, kepolisian, pemakaman dan kenangan yang mereka para orang waras buat.
Hmm,
terlebih yang mereka lawan ini orang sakit. Apa mereka juga sakit, sampai tak
bisa menganalisis siapa yang sedang mereka siksa itu. Jangan-jangan mereka
sakit jiwa juga? Cupet, emosian, tak puas, kecewa dengan keadaan, lantas
mengambil sikap sendiri tanpa melibatkan pihak berwajib.
Siapa Yang Jadi Korban?
Ketika
keluarga yang ditinggal harus menanggung akibat dari perlakuan para pelaku main hakim
sendiri, maka keluaga yang jadi korban. Syukur-syukur, kalau keluarganya hidup
di Lingkungan yang baik. RT/RW sigap membantu, tetangga berderma, lingkungan
dari para pelaku juga ikut tanggung jawab, setidaknya beban terkurangi.
Ah, katanya manusia itu punya akal, hati nurani, tapi kok katanya juga makhluk yang berani membunuh tanpa alasan itu juga bernama manusia.
Main Hakim Sendiri sampai Menghilangkan
Nyawa Orang?
Semoga
Allah melindungi hamba-hambanya. Urusan nyawa itu biar jadi urusan Tuhan, yang
penting manusia ga seenaknya bermain dengan Nyawa. Apapun alasannya, sebaiknya
jangan dilakukan apalagi ngawur. Ada pasal yang bisa menjerat para pelaku main
hakim sendiri.
- Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan
- Pasal 170 KUHP tentang Kekerasan
atau
- Pasal 406 KUHP tentang Perusakan
Puji syukur, kasus yang menimpa tetangga itu tidak kabur begitu
saja, sudah ada 6 orang yang jadi tersangka. Semoga semua bisa bertanggung
jawab.
Semoga masyarakat semakin sehat, begitu juga juga saya, agar mau terus belajar.
Tambahan
Ngomong-ngomong bukan ini saja sih yang mengganjal di Pikiran. Bagi saya ada juga bentuk lain yang lagi hits. "Main hakim sendiri" tapi halus, versi sosial media.Menghakimi seenaknya lewat komentar pedas.
Kapan-kapan ta tulise tenanan, amin.
referensi :
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4ec445fc806be/pidana-bagi-pelaku-main-hakim-sendiri
0 Response to "Main Hakim Sendiri, Nyawa Hilang, Selesai Sampai disitu?"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D