PPDB Online SMA, Gimana Ya
Ramadhan
berlalu, syawal menyapa, lebaran masih terasa. Waktu berlari, tapi perasaan dan
pikiran masih belum move on dari yang namanya Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB). Lah, Ngapain dipikirin? Gak tahu, nempel terus dan mungkin akan jadi
bagian dari perjalanan diri. Who knows?
Faktanya,
PPDB yang hampir serentak dengan sistem online itu memang menyisakan banyak
pelajaran. Buat siapa saja yang terlibat, entah itu Calon Peserta Didik, Guru
dan tentu saja para wali/orangtua calon peserta didik tersebut.
Kadang ada pertanyaan konyol muncul, kenapa
sih sekolah itu harus dicari? Kenapa beberapa orang meributkan persoalan
sekolah, sekolah ini itu dan lain sebagainya. Pingin sekolah X biar bisa ini
itu, gak mau sekolah Y karena ini itu. Lha, katanya mau sekolah di manapun,
kemudi kehidupan ada di Tangan sendiri. Mau dibawa kemana? Itu urusan
masing-masing.
Obrolan
yang mungkin lugu untuk orang “tua” macam ini, pernah saya utarakan pada maha
Guru saya. Hingga akhirnya, ia menggiring saya pada sebuah jawaban, bahwa salah
satu fungsi PPDB online itu untuk meminimalisir anggapan SEBUAH sekolah
favorit. Semua sekolah itu favorit, punya prestasi masing-masing. Jadi, di
Suatu Kota tidak hanya akan mencul SEBUAH sekolah Favorit tapi semua itu
sekolah Favorit. Yakin?
Begitu
intinya. Tahun ini, tahun pertama saya terlibat langsung dalam agenda besar
tahunan ini. Kalau membandingkan, tentu saja PPDB saat ini lebih ringkas dan
transparan. Hasil bisa dicek langsung, tanpa perlu bertanya, cukup berkunjung
saja ke website yang sudah disediakan. Buat Generasi Milenial, ini mah harusnya
mudah.
FAKTA
Ternyata,
saya masih polos sekali. Merunut fakta, sistem PPDB online di Indonesia sudah
ada sejak 2003. Bekerja sama dengan TELKOM, sudah banyak instansi yang mulai
menggunakan sistem ini. Kalau saya perhatikan, tahun ini digalakkan serentak. Bener
gak? *Mohon koreksi kalau salah.
Apa
yang oke?
Persaingan
menjadi lebih sehat dan terbuka alias transparan. Nilai dan data lain yang
masuk, otomatis akan diprogram komputer, lalu hasilnya bisa dilihat tapi tidak
bisa diintervensi. Pokoknya, data yang masuk ya itu yang diolah. Kata banyak
orang, adanya PPDB online itu meminimalisir “titipan” murid. Jadi, katanya
sogok-sogokan bisa berkurang. Karena, sekolah dan pejabat lain gak berwenang
untuk mengubah data yang telah masuk. Gitu katanye!
Lalu?
Dari
sisi lain, PPDB SMA yang saya lihat, kok jadi makin sengit. Wih, iya ni soalnya
ada sistem kuota rayonisasi, penambahan nilai jika calon peserta didik itu anak
Guru/tenaga kependidikan, berprestasi dan ada poin untuk mereka yang miskin
dengan bukti surat keterangan miskin.
Rayonisasi?
Sangat menguntungkan bagi mereka yang sewilayah dengan sekolah yang dituju. Sayang,
sistem ini perlu diperbaiki, apalagi banyak sekolah yang letaknya berbatasan
dengan kota lain. Contoh kota Boyolali yang berbatasan langsung dengan Semarang
pinggiran. Jika, diberlakukan adanya kuota 7%, sepertinya ini akan merugikan
beberapa pihak. Semoga selanjutnya lebih baik. Kasian bagi mereka secara
geografis diuntungkan bisa sekolah di Sekolah X, tapi karena sistem rayonisasi
harus gugur dan kemudian “mencari” sekolah yang jauh.
Poin
untuk yang miskin? Membaca beberapa berita, hal ini sempat bikin heboh loh.
Kategori penambahan poin miskin akan diberikan jika yang bersangkutan punya
Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) atau sejenisnya. Loh, kok heboh? Iya,
soalnya banyak yang kemudian pura-pura miskin supaya dapat poin tambahan. Weh
weh, kasian yang bener-bener belajar, masak kalah sama yang ‘miskin’. Untuk
menangani hal ini, ada peninjauan ulang kok, apa benar orang tsb miskin dan jika
terbukti bohong, akan dikeluarkan.
Sosialisasi PPDB Kurang
Maksimal
Belum
menjamah banyak pihak. Ya harusnya ini gak Cuma tugas satu pihak aja sih, tapi
beberapa pihak. Contohnya, harusnya sebelum masuk SMA, ada simulasi buat anak
SMP gimana cara daftar online yang bener. Contoh, kalau Kartu Keluarganya baru
banget dibuat, maka statusnya diitung domisili sementara. Makanya, di Beberapa
sekolah pengisian data dibantu oleh operator.
Harusnya
lagi, kita semua emang rajin baca. Karena sebetulnya di Website PPDB semua
sudah jelas. Tapi toh, pada kenyataannya masih banyak orang-orang yang bingung.
Ada yang menangis, ada yang mengira kalau sudah datang ke Sekolah pasti
diterima, ada yang masih tanya diterima atau tidak, padahal jawaban sudah ada
di Website. Ya begitulah.
Siapa
yang salah? Semua punya salah. Hahaha. Panjang deh jadinya!
Belum
lagi, sistem penilaian yang agak rancu (walau tidak semua). Ada yang nilainya
25 kalah dengan yang nilainya dibawahnya. Karena penilaian akhir yang dipampang
tidak Cuma nilai ujian saja. Selain itu, yang bikin deg-degan bukan hanya
diterima atau tidaknya di Sekolah tsb. Tapi, juga masalah di Kelas mana
anak-anak itu akan belajar, IPA atau IPS.
Jadi,
mereka yang baru saja lulus SMP itu, saat mendaftar sudah harus memilih
IPA/IPS. Jeleknya, kebanyakan orang mengaggap masuk IPA lebih keren dari IPS.
Semua orang pinginnya masuk IPA. Ya tidak salah sih, lha kan sesuai keinginan.
Ada yang kemudian protes, kenapa anaknya masuk IPS padahal pilihan pertama IPA,
kenapa anaknya nilai 25 keatas masuk IPS, sedangkan yang 19 bisa masuk IPS.
Jawabannya sama, data yang masuk diolah oleh komputer, kita-kita gak bisa
memberi kepastian.
Dalam
syarat PPDB masuk SMA sederajat, jika mereka memiliha IPA maka Rumusan pemeringkatan peminatan diformulasikan
dalam rumus/pembobotan dari hasil UN SMP sebagai berikut :
Peminatan Matematika dan IPA
Mapel
IPA
: 2 point
Mapel
Matematika
: 2 point
Mapel Bahasa Inngris
: 1 point
Mapel Bahasa Indonesia : 1 point
Sedangkan IPS
Peminatan IPS
Mapel
Matematika
: 2 point
Mapel Bahasa Indonesia :
2 point
Mapel
IPA
: 1 point
Mapel Bahasa
Inggris :
1 point
Kalau saya pribadi, setuju dengan peminatan yang mulai dilakukan saat
anak-anak naik ke Kelas XI. Butuh waktu, jadi kelas X ada ruang untuk memilih
dan mengenal diri, kemudian menentukan. Hmmm.
Ya
begitulah, intinya semoga PPDB online selanjutnya lebih baik. Semangat terus,
semangat belajar, semangat semangat dan banyak baca.
yowes ngono wae ah...
0 Response to "PPDB Online SMA, Gimana Ya"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D