Rumah, Ramah dan Remah.
Rumah makin ramai, bukan karena bising kendaraan atau penghuni baru. Pendopo peninggalan embah jadi saksi baru perjalanan hidup. Suasana sederhana yang nikmat untuk ngelaras, makin hidup dengan sepoi-sepoi angin.
Yang kuimpikan makin hari makin nyata, ialah ketika orang-orang datang, duduk bersila, selonjoran, dan mulai makaryo. Walaupun begitu, tetap dibalut dengan canda tawa. Tak melulu tertawa sih, kadang juga diskusi panas, ditambah khayalan para individunya.
Tahun ini, ketika murid-murid makin akrab, mereka tak sungkan datang. Ada yang ngiyup, ada yang numpang baca, ada yang nunut nggarap tugas dan ada yang susun-susun rencana.
Mereka duduk dalam Rumah, tak masalah lantai rumah penuh remah, karena di Situlah Rumah mengajarkan arti ramah pada Kehidupan.
Rumah makin ramai, hati yang sempat sendu kini jadi sering bercakap-cakap. Selamat makaryo, semoga sinau corner di Karangkepoh jadi manfaat!
Matur sembah nuwun, Gusti Pangeran.
0 Response to "Rumah, Ramah dan Remah."
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D