Unek-unek Ujian
Waktu terus berganti,
sampai hari ini sudah berapa kali ujian dilaksanakan. Entah ujian harian,
tengah semester atau semesteran. Sekarang, saya tahu rasanya duduk di Kursi depan
lalu jadi pengamat, pengawas, “toa” saat ujian berlangsung. Yah, walaupun
baru-baru saja, tapi bayangan semacam ini pernah saya angankan semasa Sekolah.
Hahaha! Wah, banyak sekali manfaatnya jadi Pengawas, salah satunya saya bisa
mengamati, meneliti, jadi toa, mengenang masa lalu, dll.
Saya pun sering
bertanya pada batin sendiri saat-saat mengawas sendirian. Bdw, saya lebih suka
mengawas sendirian.
Apa guna ujian?
Apa guna kisi-kisi?
Apa guna pengawas,
jumlahnya dua pula?
Apa guna berita acara?
Apa guna tata tertib?
Apa guna lembar soal
dan perintah yang tertera di dalamnya?
Apa guna menjawab soal?
Apa guna tidak
menjawab?
Apa guna denah duduk
ditata sedemikian rupa?
Lha gini loh ceritanya,
sepemahan saya pengawas itu berfungsi untuk mengawasi jalannya ujian supaya
tertib dan lancar. Lha kalo nunggu ujian, ada yang gaduh dan nyontek dari awal,
pengawas harus diam aja ya?
Saat mencoba
mengingatkan dan dengan jelas melihat ada yang tuker-tukeran jawaban lalu semua
jadi gaduh, suara pesimis itu muncul.
“Halah , mbok udah
biarin aja, gak mempan dikayak gituin.”
“Wah , lha katanya
ujian.”
“Ya piye meneh.”
“Lha makanya ada
pengawas.”
“Yaudah biarin aja.”
“Lha gunanya pengawas
apa?”
“Uwis to.”
Gak Cuma itu, resiko mengingatkan
dan sedikit tegas itu juga bakal disinisi para pelaku. Malah ada yang
terang-terangan marah. Hahahahahah.
Kenapa harus diam kalo
masih bisa bersuara?
Orang bilang itu budaya
yang mendarah daging.
Lha, apa ya harus diam
terus ya?
Katanya GURU? Abdi
Negara?
Lha piye toh, pengen
berusaha dari yang kecil-kecil we digeguyu.
Ahahahaha...
Daripada ikut masuk
kubangan, ikut mengerutuki, ikut pasrah, ikut malas, tetap lakukan yang
terbaik. Digeguyu? Ora nggagas.
Unek-unek
foto |
0 Response to "Unek-unek Ujian"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D