Pengalaman Konyol dari Proyekku
Ada banyak cerita yang mengiringi perjalanan proyek pribadi saya, Fit
in Deutsch Boyolali. Salah satu hal itu berawal dari kesoktahuan. Sok tahu yang berujung malu. Ternyata, kalo
dihitung-hitung ada beberepa kekonyolan yang saya ciptakan sendiri. Hahahaha.
Inilah
Topkonyol versi saya :
Apakah itu?
Bermula dari info kakak
kelas saya, ada murid sekolah Internasional di Sragen yang mau belajar bahasa
Jerman. Kakak kelas pun memberikan kontak saya pada pihak anak tersebut. Dari awal
dia menghubungi, saya sudah berpikir bahwa yang
menghubungi saya itu anak umur 16 atau 17 tahun. Sampailah pada suatu
hari, semua itu terkuak. Ini cerita
lengkapnya : (Salah Mikir : KLIK)
“Dek, nanti saya
tunggu di Bla bla aja ya.” Perintah saya kemaki.
“Iya, Buk.”
Jawabnya
Kegemblungan saya dismash, setelah melihat ternyata yang
nelpon itu Bapaknya.
Uisiiiiiin biyanget
Setelah mulai belajar
dan agak akrab sama si anak yang saya kira PENDIAM itu, entah bagaimana awalnya
kami malah cerita-cerita tentang itu. Si anak ketawa kemekelen sambil
ngece-ngece,
“iya
Frau Fitri, aku sempat baca di Blog. Hehehehe.”
Saya isin kalo ketemu bapak dan Ibunya.
Tapi, kata si anak,
bapak ibunya gak pernah bahas itu di depannya.
“Tapi gak tau kalo
dibelakang lho Frau...” Hahaha.
Semenjak hari itu, saya
bertekad akan bertanya terlebih dahulu jika ada yang menghubungi.
Hari kemudian berganti. Kekonyolan tak banyak terjadi, paling tidak sih
saya gak malu-maluin diawal. Komunikasi berjalan normal dan tibalah sesuatu
terjadi.
“Dek,
Ibunya ada?” tanya pemuda entah darimana
“Bu siapa mas?”
“Bu Fitri yang
ngajar bahasa Jerman.”
“O...Fitri Ananda.”
“Iya, dimana dek?”
“Ini di depannya
njenengan.”
SKAK MAT. BYAHAHAHAHHA.
Itu semua karena saya
pake baju pramuka.
Saya tahu masnya malu,
seperti perasaan saya waktu dismash
itu.
” Boleh ketawa lagi?”
tanya saya ketika obrolan kami hampir selesai.
Masnya Cuma senyum-senyum
ditahan.
Lalu
Suatu waktu................
“Halo, mbak nanti mbaknya nunggu di Sini aja, terus mbak saya
jemput.”
“Oke mbak?”
Tulis saya sok bijak di Pesan Whatsapp.
Kemudian orang itu menjawab :
“O..iya mbak, tapi
bedewe, panggil saya mas aja ya.”
Laki-laki yang saya kira perempuan.
Nah, cerita lain ini kejadian gak Cuma sekali. Tapi yang paling bikin saya agak malu tu yang ini. HIHIHI.
Kadang, saya suka nebak sendiri kalo ada orang
ngirim pesan. Dari awal mas yang itu ngirim pesan, bayangan
saya langsung tertuju pada sesosok mbak-mbak gaul dan mau nikah sama orang
Jerman terus mau ujian di Goethe. Selain itu, namanya kayak nama
yang lazim untuk perempuan.
Hihihi, saya malu lah,
tapi ya gimana lagi, salah siapa masnya gak bilang kalo dia itu mas-mas dari
awal. Wkakakakakak. Semenjak itu, saya
bertekad tidak mau nebak dan menyimpulkan sendiri.
Hmmm, entah minggu
berapa setelah kejadian mas saya kira mbak itu. Saya dibalas.
“Halo... “
“Ya halo.” Jawab saya
“Ini betul nomornya Fitri?”
“Iya, knapa?”
“Bisa bicara sama Fitri?”
“Iya, udah. Saya sendiri.”
“Ohh, mbak Fitri kan?”
“Iya, gimana?”
Malam setelah dia
nelpon, kami ketemu keesokan paginya. Dia yang gokil itu terang-terangan
bilang, “Asyem,
tak kiro wingi wong lanang, lha suaramu gedhe.” (Asyem, ta kira kemarin
cowok, lha suaramu besar)
“Yo,
tak kiro wingi koe budhe-budhe.”
Balas saya bingung hahah.
Bulan berganti. Pada suatu malam, saya ngobrol dengan orang yang mau
les di Sini. Yah, saya belum pernah membayangkan akan ada orang seperti masnya
yang bertanya. Saya kalem dan tidak banyak menebak. Tapi, mungkin kesoktahuan
saya kumat.
“Oh, lha mas lulusan apa?”
“Teknik mbak.”
“Lulus kapan?”
“Udah lama.”
“Kerjanya apa?” (saya hampir tanya, mas kerja di Bengkel?)
“Saya ngajar juga kayak njenengan.”
“Ohhh, Guru ya mas?”
“Iya mbak.”
“Di mana, SMK ya?”
“Bukan mbak.”
“Ohh di SMA ya?”
“Bukan juga mbak.”
“Lha terus di mana?” (Saya masih belum nyantol)
“Di Universitas ..”(ia menyebut nama salah satu univ)
“zzzzzzzzzzzzz, dosen?”
“Iya mbak..”
“..................................”
Rasanya
saya pingin ke Laut, menyelam dan keluar kalo hari sudah berganti.
Update Desember 29
Jadi, tanpa bikin janji ada seorang yang datang. Kami berkenalan dan saya menaksir mbak ini baru semester 5.
"Kuliah dimana?"
Hahahahhahaha
saya gak kuat melanjutkan ceritanya. Intinya, mbak ini lebih tua dari saya dan udah punya satu putra. Wkwkwkwkwk. Tak kira, masih mahasiswa men..... hihihihihi
Update Desember 29
Jadi, tanpa bikin janji ada seorang yang datang. Kami berkenalan dan saya menaksir mbak ini baru semester 5.
"Kuliah dimana?"
Hahahahhahaha
saya gak kuat melanjutkan ceritanya. Intinya, mbak ini lebih tua dari saya dan udah punya satu putra. Wkwkwkwkwk. Tak kira, masih mahasiswa men..... hihihihihi
Ya Allah jauhkanlah aku
dari sifak sok tahu dan kemaki ya Allah.
Itu tadi cerita
konyolku. Apa ceritamu? :P
0 Response to "Pengalaman Konyol dari Proyekku"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D