Cerita Soal Murid #1
Suhu kelas yang panas,
membuat saya kipas-kipas. Sambil menikmati film yang saya janjikan untuk
ditonton bersama di Sebuah kelas IPS, tiba-tiba salah seorang murid laki-laki
mendekat. Ia mau bicara tapi malu, itu terlihat dari matanya.
Saya tahu perihal apa
yang ingin ia sampaikan. Tebakan saya tidak jauh-jauh dari soal cinta. “Frau, aku.......” kemudian ia diam dan
sungkan melanjutkan. “Kenapa? Nembak
orang ya?” tanya saya sekenanya. Raut mukanya
berubah, ia memerah lalu menunjukkan smartphonenya.
Intinya dia sedang pdkt sama orang dan dia pigin
romantis-romantisan dengan mengirim puisi. Bukan puisi sembarangan katanya,
puisinya itu harus dibuat bersama Gurunya dan berbahasa Jerman. Antara percaya
dan tidak, saya pun kemudian berpikir sejenak bagaimana menjawab permintaannya
dengan baik.
Ya sudah, lha jam itu
kan sedang jam nonton film, daripada yang lain keberisikan, maka saya minta dia
menulis apa yang dia maksud. Saya senyum-senyum, ternyata dibalik KERAMAINNYA
di KELAS, anak ini pandai sekali menulis.
Dia menuliskan garis
besar mengenai pantai. Tak lama kemudian jadilah salah satu puisi spontan kami.
Ini potongannya :
Ich bin auf der Strand
Ich sehe die Sonne
Das ist wie dein Gesicht
schὅn und klopft mein Herz..
aku berada di Pantai
Kupandang mentari
Itu seperti wajahmu
Cantik dan mengetuk hatiku
Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa.....
Duh dek meleleh
Anak ini walaupun
kadang terlihat acuh di Kelas ternyata kocak juga. saya memancingnya beberapa
hal dan ia pun mau terbuka.
Beberapa hari kemudian,
ia menunjukkan puisi itu lagi yang sudah dihias dengan latar belakang pantai.
Waktu saya tanya, gimana komentar orang
yang dikirimi? Dia Cuma senyum-senyum, senyum, senyum lalu senyum dan senyum
lagi. Saya susah menafsirkan apa maksudnya, tapi saya senang lihat dia seceria
itu. Eh...semoga keturutan kekarepanmu ya termasuk impianmu setelah lulus. Im Proud of youJ
0 Response to "Cerita Soal Murid #1"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D