Observasi Kecil di Kelas Pak Zuhri
Kelas ibarat sebuah
panggung, peserta didik ibarat penikmat dan Guru adalah
sutradara sekaligus aktor. Ia yang menjadi sorotan, maka tak salah jika
menyebut mengajar adalah sebuah seni. Sebuah kemampuan
yang harus terus diasah dengan memanfaatkan banyak hal.
Dari
banyak hal yang bisa dilakukan, hari ini (26/07) saya memilih untuk memperkaya
referensi mengajar dengan melihat bagaimana Guru senior tampil di Muka kelas. Tawaran Pak Zuhri yang spontan, saya
sambut dengan semangat 2016. Akhirnya, rencana saya bisa terealisasi. Danke Pak Zuhri. Pak Zuhri ini adalah
guru senior bahasa Indonesia dan hits jaman saya masih jadi murid (sampai
sekarang masih sih). Eh, sekarang kami
jadi kolega men :D.
Tugas
saya sederhana, yaitu ikut masuk kelas bersama Pak
Zuhri dan duduk di belakang sambil mengamati jalannya pelajaran. Hari
ini pak Zuhri mengajar di Kelas X IPS. Oya, mereka belum mengenal saya karena
pada semester ini saya dapat jatah ngajar di kelas IPA. Yappp, ketika saya masuk kelas, mereka menyapa saya dengan sapaan, “mbak”.
“Mbak.... mau kemana?”
Untungnya untung,
hari ini Selasa dan bukan jatah pakai seragam Pramuka. Kalau
tidak, kejadian itu akan terulang lagi. Kejadian dimana saya dikira murid.
Jadi, minggu pertama di tahun ajaran baru saya
harus menahan ketawa saat anak kelas X Ipa mengira saya kakak kelas yang
membawakan bawaan Guru. “Mbak, gurunya dimana?” HAHAHAHAHAHAH. Oh mein Gott
*__*.
Skip...
Saya
pun menjadi pemerhati pada proses pembelajaran di Kelas bahasa Indonesia. Satu
poin yang saya garis bawahi, pembelajaran yang efektif adalah ketika terjadi
timbal balik antara Guru dan murid. Dengan begini, suasana kelas menjadi hidup.
Bdw,
gaya khas Pak Zuhri yang dulu belum berubah, mampu menyihir audiens. Ia mengawali
pelajaran dengan pertanyaan, “Masih semangat anak-anak?” Pada saat menjawab,
anak-anak dengan lantang berkata mereka masih semangat. Kalo Gurunya semangat,
muridnya juga jadi semangat. Guru kencing
berdiri, murid kencing berlari. Apa yang dilakukan Pak Guru seperti sebuah
pernyataan sugestif.
Kedua, saat menerangkan materi ia tidak hanya
berdiri di Satu titik. Ia berpindah dan membagi rata perhatiannya.
Kesana-kemari dan sering mengadakan kontak dengan murid. Di Kelas IPS ini,
terlihat bahwa murid tidak dibuat pasif. Mereka juga lumayan saat menanggapi
guru.
Sebelum
mengajar, Guru juga perlu belajar. Iya, setuju. Saat proses belajar, Guru juga
akan merancang bagaimana jalannya pelajaran nanti. Ditambah bahwa karakter
kelas A dan B bisa jadi berbeda, maka Guru dituntut untuk mampu mengimbangi.
Guru memang harus terus belajar :D
Kesan
Di
Kelas Pak Zuhri, suasana belajar termasuk santai. Berkali-kali, kami bisa
ketawa dan tiba-tiba kami bisa serius menyimak. Dalam hal pembawaan materi, Pak
Zuhri seperti orang bercerita. Bdw, tadi kami di Kelas juga mules-mules karena
dengar Pak Zuhri bisa menyambungkan cerita sampai ke Soal BAB. Hahahah.
Tidak
terasa waktu hampir habis. Materi mengenai LHO (Laporan Hasil Observasi) pun
sampai pada muaranya, yaitu pengarahan tugas. Murid diminta melaporkan sebuah
pengamatan yang mereka lakukan pada minggu berikutnya. Kelas ditutup dengan
sumringah. Murid perempuan di Samping saya berbisik : Asik ya pelajarannya.
Evaluasi
Ruangan
kelas yang sedikit gelap membuat suasana jadi aneh.
Lainnya
Terimakasih
Pak Guru, dengan begini saya bisa banyak belajar dan memperkaya referensi baik
itu metode, gaya dan cara menyihir audiens.
Oya,
ada satu metode penemuan Pak Zuhri yang namanya Presiden Indonesia. Untuk dapat
menguasai metode ini, saya masih harus menemukan gaya yang pas. :D
"Ruangan kelas yang sedikit gelap membuat suasana jadi aneh." Makanya, lampunya dinyalain mbak biar nggak horror :D
ReplyDeleteiya mas...
Deletemas, aku lwat dpn omahe mbahmu trs loo tapi ra ndelok dimana dirimu hahahha