Di Jalan Berbatu
Di atas Jalan berkelok
yang sana-sini ditambal, berjejalan kendaraan besar kecil, di mana mereka
saling mencari celah. Badan jalan berbeda-beda, dipenuhi motor dan mobil,
seakan menunjukkan betapa gesitnya orang masa kini berkendara.
Di Bagian lain ada
badan yang masih mulus, ada yang berbatu, berdebu, berpasir, kadang ada yang licin.
Bagiku perjalanan
spontan tanpa persiapan matang ke Ketep Pass, adalah perjalanan yang menegangkan.
Mengendarai motor, saya yang sebetulnya hanya dibonceng sudah cukup was-was
melewati jalanan terjal itu. Untung saja, pemandangan sekitar menjadi obat
pereda “senam jantung”.
Di Beberapa titik, kami
berhenti sejenak untuk membidik beberapa gambar. Tujuan saya Cuma satu, melepas
takut. Haha. Naik turun, menikung tajam, memburu waktu, melawan debu, saya Cuma
bisa diam dan berdoa supaya cepat sampai tujuan. Walaupun, pada akhirnya belum
sampai Ketep Pass, kami putar balik. Wihh, dingin dan semakin gelap.
Menebus letih, kami
ngaso sebentar di Jadah Gurih Mbah Rubi. Secangkir jahe dan susu panas, ditambah
ketan yang dimodifikasi, menghangatkan perut kami. Dalam perjalanan pulang
menuju zona aman, kami masih harus rela melawan jalan bergeronjal itu.
Hmmmmm..... semacam
inilah kontempelasi.
0 Response to "Di Jalan Berbatu"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D