Sastra Jerman?
Nasib mata pelajaran (mapel) bahasa Jerman pada kurikulum 2013 yang
dijalankan di Tempat saya bekerja bisa dibilang lumayan. Mapel ini masih ada
untuk kelas XI dan XII. Untuk kelas X, kemasan mapel ini diganti nama dengan
Sastra Jerman.
Bayangan saya pun
langsung berlarian ke masa kuliah. Dimana saya mendapat pertama kali mata
kuliah sastra pada semester 4 atau 5. Saya suka mata kuliah ini, apalagi dengan
aplikasinya. Ya, kami seangkatan pun menampilkan pementasan teater di akhir
mata kuliah. Mahasiswa memperlajari sastra, setelah punya dasar kemampuan
bahasa Jerman yaitu bicara, menulis, mendengar, membaca.
Anak SMA belajar sastra
Jerman? Bagaimana mengemasnya, itulah pertanyaan saya sampai hari ini. Haruskah
mereka dijejali dengan hapalan perkembangan sastra dari abad ke abad? Hati
kecil saya bilang, JANGAN begitu deh, Fit!
Porsi jam belajarnya
lumayan, jadi peserta didik tetap diajarkan tata bahasa Jerman tingkat dasar .
Supaya esensi sastranya tidak hilang, inilah saatnya mereka mulai mengenal
dongeng-dongeng, lagu-lagu baik yang jadul maupun masa kini, berita-berita
terhangat seputar Jerman dan diperlihatkan gaya menulis orang Jerman. Saya
bersyukur, majalah dan buku-buku Jerman itu sudah sampai di Indonesia. *Tuhan,
betul katamu, gak ada yang sia-sia!
Semoga mereka bahagia
dan paham.
Semoga ada manfaatnya.
Jangan yang penting
ngajar....
Tapi ngajar yang
penting.
Masih berpikir, ada ide?
0 Response to "Sastra Jerman?"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D