Jalan-Jalan di Brussel Belgia : Nekat - Melekat - Cokelat
Sebelum ke Belgia
Mufakat nekat mencapai
kata sepakat. Kami pun jalan-jalan di Brussel-Belgia pada hari
kerja. Bukan sabtu atau minggu, melainkan hari rabu (6.1.16). Dua hari sebelum
berangkat, Kami (Kiki dan penulis) rasan-rasan, kemana kami akan merasakan asyiknya belajar hal baru dan
nggembel. Kami ini masih ambil cuti.
Camera : Kiki, diambil oleh Kami. |
Semenjak Euro trip kami
yang keliling Perancis, Swis, Itali, Austria
itu kami makin ketagihan menjelajah dunia. Menjejak di Tempat yang baru dan
pulang membawa sesuatu baru, entah itu magnet kulkas atau ide-ide segar.
Malam hari (4.1.16),
Kiki yang kerja di Waldorfschule itu
mencetuskan ibukota Belgia sebagai
alternatif. Sempat kepikiran, mau ke Denmark,
Swis atau Bayern,
tapi kami males setelah ngelihat harganya. Mungkin, memang Brussel adalah
jodoh kami saat itu. Betapa terhenyaknya kami mendapati tiket pulang pergi
dari Frankfurt-Brussel begitu
fantastis. 14 Euro dan 19 dengan mengendarai Megabus.
Review Singkat Megabus
Megabus ini
emang mega tidak biasa, mulai 1 Euro bisa keliling Eropa.
Berapapun penumpangnya tetep diangkut. Di Dalam bus tidak begitu penuh dan kami
bisa selonjoran. Pengalaman kami naik Megabus bisa dibilang
asik. Gak telat dan selamat sampai tujuan. Teman
penulis pernah cerita, dia pernah suruh nunggu bus yang datang telat 1 jam-an
gitu. untungnya, Kiki dan penulis gak mengalami hal semacam itu.
Dulu awalnya mau pake
Megabus tu terkendala ga punya kartu kredit, alhamdulillah semalem sebelum
berangkat ke Belgia, kami baca lagi dan ternyata bisa kok pake Giropay ato Paypal. Cusss! Oya, sebagai penumpang, kita gak dapat tiket tapi dapat nomor reservasi doank. Nomor itu ntar yang ditunjukin ke Sopir.
Jalan-Jalan Di Brussel
Saran : Unduh peta
perjalanannya. Ini contoh yang kami pakai :
Credit to : www planetware com
Tujuan kami sehari itu
adalah mengujungi 4 hal yang Brussel sekali. Dari beberapa
sumber, kami pun dengan sadar dan sukarela menuju Cathedrale Des Saints Michel Et Gudule, Grand Place, menengok Manekin Piss, mencicipi cokelat Belgia, dan
menyaksikan gagahnya Atomiom.
Kami membeli tiket
oneway sebanyak 4 buah. Satu tiket bisa digunakan dalam durasi 1 jam, bebas
kemanapun, asal tidak buat jalan balik. Pastikan tiket divalidasi dulu di
mesin. Penulis nggumun ngeliat mesin
validasinya otomatis gitu, tinggal masukin dan keluar sendiri. Beda ama di
Jerman hehe.
Lalu?
Menurut Kiki yang pandai
membaca peta, peta Brussel mudah sekali dipahami. Sebelum menjejak
tujuan pertama, kami terhenti dulu di Monumen ini.
Dari kejauhan kami
sudah melihat Kathredal Michelle. Bdw ini hampir mirip kayak Notre Dame-nya
Paris.
Suasananya lengang dan tenang.
Kami menyebrang ke arah
Grand Place atau Groo Markt.
Grand Place yang punya monumen-monumen penting, ada balai
kota dan beberapa museum. Apa menariknya? Grand
Place termasuk alun-alun yang paling indah di Eropa. Gaya bangunan terdiri dari
3 Era, Barok, Gothic dan Louis Xiv : brussels.info). Pada 1998 masuk daftar
warisan Dunia UNESCO.
Tidak jauh dari situ,
kami pengen membuktikan kerennya Manekin Piss. Patung mungil yang banyak
dikunjungi dan diabadikan. Patung anak lelaki pipis yang telanjang. Di
tanggal-tanggal tertentu si Patung akan diberi pakaian.
Oh ini ya?
Patung
kayak gini aja bisa bikin orang rela ngantri buat foto.
Diceritakan bahwa suatu
hari ada seorang anak lelaki yang mengencingi bom. Bom itu pun tidak berfungsi
dengan baik. Anak kecil tadi dianggap pahlawan karena telah menyelamatkan
penduduk sekitar. Jadilah, sosoknya direpresentasikan lewat ini.
Di Sekitar situ banyak
sekali yang jualan makanan khas Belgia, yaitu Cokelat. Ibaratnya ini kayak
toko-toko bakpia di Yogyakarta. Isinya orang jualan souvenir, bir, cokelat,
dll.
Dikira Maling
Asem kecut gula legi, pancen sakit disuudzoni.
Kami berdua masuk ke Sebuah toko cokelat yang sedang ramai. Isinya orang Cina semua,
yang jual dan yang beli. Ada salah satu kasirnya yang Eropa dan ganteng.
Hihihi.
Penulis bawa ransel
gendut dan Kiki milih-milih. Kami sepakat urunan duit. Ndilalah, uang penulis
ada di dalam ransel gembrot itu. Satu-satunya jalan membayar cokelat itu adalah
dengan membuka ransel. Kan ranselnya gedhe, jadi
penulis taruh di atas lantai dan membukanya.
Ehhhh, baru mau ngambil
dompet, ada pelayannya yang ndeketin dan ngeliatin. Intinya dia nanya, eh lu
ngapain. “Ngambil duit”, habis dia denger kami mau ambil duit, tu mbak
ngeliatin dengan tatapan menyelidik. Dia was-was, ada barang yang udah penulis
masukin ke ransel. Mana agak dibentak pula. Waktu si Kiki mbayar, katanya si
Pelayan itu jadi ramah gitu deh. Kami pun kemudian meninggalkan toko itu dengan
cepat. Penulis keluar seraya mengumpat!
Kemana Lagi dari Grand Place
Kami mau ngeliat eifelnya
Belgia, namanya Atomium. Agak jauh nih, jadilah kami naik metro
yang ada di Stasiun De Brouckėre.
Gimana menuju Atomium?
Ambil metro nomor 1 dengan jurusan Gare de l’Ouest/Weststation. Turun di
Stasiun Bekkant , di Situ ambil metro nomor 6 yang ke Jurusan Roi
Baudouin/Konig Boudewijn.Turun di Stasiun Heysel/Heizen. Jalan kaki deh ke
Atomium.
Inilah dia Atomium
kebanggan Belgia nampak dari Luar.
Dibangun 1958 untuk
acara ekspo.
Tingginya 102 meter,
punya bola berjumlah 9, kalo malam bersinar terang. Untuk masuk ke dalamnya, memabayar beberapa
euro.
www.atomium.bl to view
more information about this.
Lelah naik bis terbayar
lunas dengan cerahnya Brussel siang itu.
Sampai Jumpa Lagi Belgia ^____^
Dokumentasi : Kiki dan Penulis
Kirain bolang sendirian ahahhahahah
ReplyDeleteada temannya tuh :D
DeleteArep ngancani ta? Wkwkwjw
DeleteJane pengen, tapi yo rak iso ahahahhahaha
Deletesenangnya bisa jalan jalan jalan dan jalan... :D
ReplyDeleteIya kang.
DeleteAkhirnya jeheheheehhe
mbak, di brussel habis waktu berapa lama untuk melihat tempat2 diatas?
ReplyDelete8 jam cukup mnurut saya mbak Dewi...:)
DeleteBagus... mantap... selamat berjalan-jalan
ReplyDelete