Ringkasan Film Paulette, Nenek Kekinian
Saya pernah dengar, ada
nenek yang tidak mau mengakui cucunya. Ia sering kasar pada si cucu, walaupun
begitu si cucu selalu berusaha mendapat kasih sayangnya. Si Cucu adalah anak
manis dan sabar, sering dia dibentak tapi tak mau balas menyakiti.
Ada juga di Perancis,
seorang nenek yang membenci cucunya Cuma karena cucunya hitam. Maklum, anak
semata wayangnya bersuamikan seorang Polisi berkulit hitam. Alasan pekerjaan,
si anak perempuan mau gak mau harus sering menitipkan anaknya ke nenek. Yah gimana
lagi, walau diejek dan dibentak, cucu ini tetap baik. Ya, walau dia harus rela
dideskriminasi negatif oleh nenek yang ia banggakan.
Nama si Nenek adalah
Paulette. Umurnya waktu itu 80 tahun. Hidup menjanda dengan uang pensiunan tak
seberapa. Hidupnya makin tampak menyedihkan jika dia mengais-ais sisa makanan
dan rebutan dengan yang lain. Dia ini juga iri dan sering menjelek-jelekkan
restauran Asia di dekat Rumahnya. Oh, ternyata dulunya restauran itu adalah
tempat usaha milik Paulette dan suaminya yang sudah meninggal.
Si Embah yang masih
terlihat sisa-sisa kecantikannya itu, sering mancari barang-barang bekas di
Dekat tempat pembuangan sampah. Malam-malam dia sering keluar dan berharap
dapat sesuatu tersembunyi dalam sampah. Pernah juga, dia berhasil memboyong
sebuah lampu antik yang masih lumayan bagus dari situ.
@@@
Orang bilang, Paulette
ini cerdas dan bisa memanfaatkan sesuatu.
Suatu hari, dia mengintip
segorombolan anak muda yang sedang transaksi obat-obat terlarang. Tak disangka,
esok paginya si nenek didatangi menantunya dan polisi lain. Di Situ si nenek
dimintai jadi saksi dan dia jadi tahu siapa-siapa saja orang penting dalam
jaringan itu.
Malam berikutnya, saat
dia sedang gresek, gerombolan anak muda yang kemarin ia lihat berlarian karena
dikejar polisi. Saking paniknya, salah satu dari mereka membuang barang bukti
(ganja) ke arah tong sampah. Dari Situlah Paulette tahu bagaimana bentuk ganja
itu, yang katanya udah diolah dan berbentuk balok padat berwarna cokelat.
Apa yang kemudian
dilakukan Paulette tidak sesuai yang dipikirkan. Saya kira, mbah ini akan
memberikan pada menantu yang juga sering ia ejek itu. Dia memilih mendatangi
bandar obat-obatan langsung. Katanya, waktu dia pertama kali datang ke Sana ia
hampir diusir, tapi setelah dia menunjukkan apa yang dia bawa, si bandar agak
kaget.
@@@
“Maumu apa mbah?” tanya
si Bandar.
Si Mbah ternyata minta
kerja sama. Dia pengen bekerja buat si Bandar, supaya bisa dapat penghasilan.
Lha ya tentu diketawain
lah. Mempekerjakan nenek-nenek? Gila kali? Begitu Pikirnya.
Paulette meyakinkan,
kalo dengan modus operandi macam demikian gak akan banyak yang mencurigai.
Betulkah ini? Ya, tentu
saja.
Kisah ini merupakan penggalan cerita Film Paulette, film bergenre Komedi bikinan Perancis yang disutradarai oleh Jérôme Enrico, keluar 2013 lalu.
Paulette pun memulai kiprahnya dengan menjual eceran. Ia
menawarkan dalam lorong-lorong gelap stasiun kereta. Ia menjajakkan dagangannya
pada orang-orang dengan lagak yang konyol, “Obat...obat (namanya penulis
samarkan), ada yang mau obat, 25 Euro aja.” Ia menawarkan sambil bisik-bisik
pada orang yang lewat. Lha ya awalnya banyak yang menanggapi sambil lalu. Nenek
nenek jualan kaya gitu? Mana mungkin kaleeeek!
Singkat cerita,
akhirnya ada juga yang percaya dan membelinya. Waktu mereka transaksi ada
pengedar lain yang ngeliat. Pengedar lain langsung marah ke Yang Beli. “Gila
lu, jangan nawarin kayak gini ke nenek-nenek!” bela mereka. Padahal, mereka gak
tahu yang terjadi sebenarnya.
Jualan
si nenek ternyata laku keras loh, si Bandar aja kaget. Kok bisa nenek-nenek ini
jualan. Dari hasil itu, si nenek dapat keuntungan 10 %. Untung segitu udah
lumayan buat Paulette. Mulailah dari situ, dia dapat kepercayaan lebih si
Bandar.
http://www.rbb-online.de/content/dam/rbb/rbb/fernsehen/filmzeit/111samstag/Paulette_3.jpg.jpg/size=708x398.jpg GENK NENEK |
Dari
yang awalnya rumahnya gak ada apa-apanya, dia bisa beli tivi keren dan
baju-baju mahal untuk ukuran nenek. Hal itu membuat curiga teman se genk
Paulette. Bdw, genknya juga terdiri dari kumpulan nenek-nenek. Taraaa.... di
bawah tekanan, akhirnya temen-temennya itu diikutkan Paulette jualan.
@@@
Jualan
Paulette sekarang memakai kedok toko kue. Hal ini terjadi karena
ketidaksengajaan cucunya. Dari situlah usaha nenek-nenek semakin melambung dan
membuat bandar serta bos bandar merasa senang.
@@@
Diceritakan
dari awal Paulette sering ke Gereja buat pengakuan dosa. Yang agak lucu adalah
saat dia curhat ke Pastor tentang kebenciannya pada orang kulit hitam. Hmm,
padahal jelas Paulette tahu si Pastor juga berkulit hitam.
Hal
yang agak miris disuguhkan dengan apiknya di Dalam bilik, Paulette memberikan
uang hasil jualan obat terlarang untuk amal Gereja. Si Pastor bimbang, antara
iya dan tidak. Ujung-ujungnya tetap diterima.
@@@
Lambat
laun sikap Paulette pada si Leo melunak, sebabnya adalah Leo-ah yang memberikan
pertolongan pertama ketika dia mengalami serangan jantung.
@@@
Usahanya
makin maju, banyak orang datang ke Rumahnya. Dari situ, kawan menantunya yang
Polisi sudah mulai curiga. Eh, pernah loh si Paulette ngaku ke menantunya kalo
dia jualan obat, tapi menantunya malah ngakak dan gak percaya. Pinter tuh
Paulette memainkan peran.
@@@
Paulette
disarankan meluaskan jaringan penjualannya. Ia menolak, karena tidak mau
merusak masa depan banyak orang lagi. Dia memutuskan berhenti. Hahaha, tapi
tidak semudah itu. Konflik pun memanas, si Leo diculik bandar, supaya seenggaknya Paulette berubah
pikiran.
@@@
Adegan lucu juga
ditampilkan di akhir cerita, jadi ni tiga nenek mendatangi bandar untuk
membebaskan Leo. Nenek bawa senjata dan melawan Bodyguard yang gedhe-gedhe.
Mungkin, bodyguardnya masih menaruh hormat sama orang Tua jadi mereka gak langsung
melawan fisik. Eh, pas Leonya disuruh lari, gak sengaja nyenggol senjata yang
dibawa nenek. Dan....... bunyi! Itu senjata mainan ^_^
@@@
Polisi mengepung dan
menangkap semua lakon yang ada bersama bandar. Menantu melepas ikatan tali pada
tangan Paulette dan pura-pura bego saat Paulette tanya apa dia bakal ditangkap
gara-gara obat terlarang.
Yang agak bikin penulis
kurang setuju tu waktu Paulette bener-bener dihukum penjara, eh malah banyak
orang demo supaya mbebasin Paulette.
@@@
Akhir cerita film ini
happy ending. Paulette and the Gank buka toko roti, hubungannya dengan
anak-mantu dan cucu juga berjalan mulus.
Tergelitik juga ni
melihat adegan genk nenek yang berjiwa muda. Di masa lanjut usia memang
harusnya tetap punya kegiatan positif, supaya gak dilemahkan kemampuannya.
Orang-orang tua ini masih bisa menransfer pengetahuannya pada generasi
lanjutan.
Souerce : https://www.youtube.com/watch?v=vkLLbg27y0M
Lebih lengkap silahkan
tonton Film Paulette aja ya! :D
Bdw, pemerean utamanya telah tiada.