Resensi Film die letzte Spur : Jejak Terakhir
Alexandra, gadis muda
yang baru saja berumur 17 tahun belum juga sampai di Rumah. Ibunya yag dari
awal melarang Alexandra pergi pesta sampai larut malam khawatirnya semakin
menjadi. Sepenggal cerita film “die
Letzte Spur” “Jejak Terkahir” itulah
yang semalam (13/10) membuat kiki dan penulis terdiam beberapa menit. Kami
tidak sengaja memilih program televisi dan kemudian terhanyut akan ceritanya.
Film ini disutradarai oleh Andreas Prochaska.
http://image.tittelbach.tv/article/1613-4e5fed282be7c-thu.jpg Pemeran Alexandra : Emilie Schuele |
Film ini menarik,
menurut penulis. Misterius, halus dan tidak terduga. Tokoh tokoh dalam film ini
seperti dalam keseharian kita. Pertama adalah keluarga Walch yang terdiri dari
Bapak, Ibu, 3 anak (termasuk Alexandra), Omnya Alexandra dan Christi (anaknya
Om), pacar alex, teman alex, guru alex, pelacur dan polisi yang bertugas
memecahkan kasus hilangnya Alex.
Rincian Film dan lain lain, silahkan cek ini : Die Letzte Spur
Sarat makna dan
menyadarkan bahwa kejadian semacam itu memang sering terjadi. Alex yang pergi
pesta dengan saudara laki-lakinya dan Christi, ternyata tidak kembali bersama.
Si Ibu risau dan marah pada anak laki-lakinya yang tidak menjaga Alex dengan
baik. Harusnya mereka pulang bareng. Perasaannya sebagai seorang ibu mengatakan
ada sesuatu yang terjadi pada Alex.
Ayah Alex mencari
kemana-mana, tapi tak ketemu. Hape Alex tak bisa dihubungi dan akhirnya mereka
melaporkan kasus itu ke Kantor Polisi. Umur Alex waktu itu tepat 17 tahun
karena baru saja ulang tahun. 17 tahun emang di Eropa dianggap sudah dewasa,
jadi sebenarnya jika mereka pulang larut atau gimana itu sudah tanggung jawab
mereka sendiri.
Orang-orang terdekat
diselidiki mulai dari pacar alex yang terakhir kali bersama alex yang cantik
itu. Mereka ribut di mobil karena sang pacar ketahuan selingkuh. Alex marah dan
minta diturunkan di Pelabuhan, dekat tempat prostitusi.
Dari awal Kiki dan
penulis yakin bahwa harapan Alex ditemukan dalam kondisi hidup itu tipis. Kasus
ini menjadi rumit karena dari situ terkuak beberapa hal.ternyata Alex ditemukan
mati setelah 7 hari pencarian dalam kondisi hamil. Ia ditemukan di Sungai
dengan keadaan dibungkus plastik. Yang membuat penulis penasaran, adalah siapa
sih yang sebenarnya membunuh Alex. Tuduhan kuat pertama dilayangkan ke Pacar
atau Gurunya Alex. Siapa menyangka si Alex ternyata juga selingkuh sama guru
bahasa Jermannya yang ganteng.
Polisi bekerja dengan
baik mengumpulkan semua bukti-bukti. Kejadian semacam ini sering terjadi kan di
Indonesia? Siapa menduga pembunuh korban adalah orang terdekat. Masih ingat
betul kasus seorang anak 10 tahun yang mati diperkosa di Jakarta dan ternyata
bapaknya sendiri yang melakukan. Bapaknya sendiri ikut nangis-nangis selama penyelidikan
dan di Situ ia berperan seperti orang yang tidak membunuh. Pada akhirnya,
kejahatannya terungkap.
Yang terjadi pada Alex
juga begitu. Omnya Alex, ia menjadi orang yang memberi perhatian pada kondisi
ayah dan ibu Alex. Ia membawakan makanan dan menghibur mereka. Hmm, sempat juga
ni penulis mengira bahwa omnya adalah pembunuh, ternyata bukti kurang kuat.
Jalan cerita pencarian
pemubunuhan itu sederhana. 2 polisi yang jadi sorotan utama itu sangat
berhati-hati dalam menentukan siapa pembunuh. Sampai pada suatu hari, ayah Alex
menemukan surat yang ditulis Alex untuk gurunya. Intinya ia akan menggugurkan
kandungannya. Ha? Memang, Alex hamil karena hubungannya dengan si Guru.
Ayah alex muntab dan
menghajar si Guru di depan kelas. Polisi pun menjelaskan pada Ayah Alex, belum
tentu surat itu ditulis sendiri oleh Alex. Semakin membuat penasaran. Ayah Alex
lagi-lagi secara mendadak mengunjungi gudang milik omnya Alex, di situ ada satu
karyawan yang sepertinya sempat jatuh cinta sama Alex. Di Situ ayah Alex seperti
melihat kesamaan plastik yang ada di Foto mayat anaknya dan plastik di Gudang
itu. Penulis gak mendengar inti percakapan antara karyawan dan ayah alex.
Sempat kepikiran juga karyawannya itu yang membunuh.
Ternyata tidak dan
bukan. Penulis sempat mikir apa mungkin Si Christi? Ah ndak mungkin, dia dari
awal nangis dan sepertinya anak yang lemah. Kasus semakin menarik karena si Om
pun mengakui bahwa ia yang membunuh Alex. Apa? Hmmmmm. Christi sedih karena
bapaknya di Penjara dan Bapak Ibu Alex susah. Di akhir cerita, pembunuhnya
ingin bunuh diri tapi diselamatkan oleh Ayah Alex. Pembunuh awalnya tidak ada
rencana mencelakai Alex, gara-gara Alex mengetahui rahasianya dan mengejeknya,
si pembunuh mengambil batu dan memukulkannya ke Kepala Alex. Matilah Alex
seketika. Bingung, si Pembunuh menelpon seseorang untuk membantunya.
0 Response to "Resensi Film die letzte Spur : Jejak Terakhir"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D