Jalan-Jalan dari Bingen ke Rűdesheim lalu Assmannshausen
Things
to do : Jalan-Jalan di Rűdesheim dan Assmannshausen
Menggunakan Ringticket menjadi satu dari kemungkinan lain yang dipilih,
dengan ini, kami berdua yang
memulai perjalanan dengan kapal pada
pukul 13.00 bersama dengan ratusan pengunjung lain mendapat suguhan lengkap
dengan harga terjangkau, cukup 14 Euro pada masa tersebut. Hal-hal ini yang
didapat dengan biaya segitu, ini contonya, posisi kami dari Bingen (kota
terdekat dari tempat kami tinggal) : Cek juga www.bingen-ruedesheimer.de
1. Naik
kapal ke Assmannshausen
2. Naik
Sesselbahn (Kursi gantung) ke Jagdschloss Niederwald
3. Tracking
3 Km ke Tugu Niederwald
4. Naik
Seilbahn (Cable railway) ke Rűdesheim
5. Pulang
balik lagi ke Bingen.
Ringticket |
*Tiketnya berlaku
seharian, yang penting naik dengan kapal yang udah ditentukan dan bisa balik ke
Tempat tujuan kalo masih ada jadwal kapal. Hal ini akan dijelaskan saat beli
tiket di Tempat pembelian.*Total trip kira-kira 6 jam. *
Gimana
sih ceritanya?
Awal Oktober 2015,
musim di Jerman berangsur dingin, matahari pun mulai tenggelam lebih cepat,
kira-kira di atas pukul tujuh malam dan daun-daun sudah mulai nampak
berguguran, warnanya coklat kekuning-kuningan. Begitulah ketika musim panas
yang hangat perlahan menjadi musim gugur. Di waktu-waktu inilah, hasrat
menyusuri sungai Rhein dan menjelajahi perkebunan Wien terbesar Dunia di Rheinland-Pfalz dikatakan belum
terlambat.
penulis : biru Kiki : Pink |
Kiki melihat Rhein dan Kebun dari Atas |
Tinggal di Wilayah
tersebut, membuat penulis menigini dapat berlayar setidaknya sekali dengan
kapal dan melakukan aktivitas di beberapa Kota tujuan wisata yang berhubungan
dengan sungai terpanjang di Jerman itu. Akhirnya, bersama Kiki (03 Oktober 2015) petualangan kecil-kecilan itu terpenuhi
dengan apik, seapik pemandangan Rhein dan bangunan-bangunan tuanya.Tidak harus
menjamah seluruh Rhein yang terkenal akan keromantisannya itu, mulai dari yang
sederhana dulu saja sudah membuat hati bungah. Setelah mengumpulkan beberapa
informasi, rangkaian aktivitas ini bisa menjadi agenda akhir pekan spontan dan
menjanjikan.
Penulis |
Kami sebenarnya agak
telat datang, karena terlalu santai di Rumah sampai lupa mengecek jadwal kereta
menuju Bingen, alhasil kami yang awalnya berencana naik kapal jam 12.00 harus rela deh menunggu satu jam di
Bingen. Lalu, program kami berubah, bukan ke Assmanshausen dulu tapi tujuan pertama adalah kota Rűdesheim. Sama
aja fasilitas yang didapat, Cuma sedikit mengganti urutan program.
Petualangan
2 Warga Negara Indonesia
Bolehlah penulis sebut
begitu kan, pasalnya di rasa-rasa emang Cuma kami dari Indonesia kok. Dengan
menaiki kapal, kami diangkut ke Rűdesheim. Di dalam kapal yang ala ala Titanic
tapi versi mini itu, ada restauran yang menawarkan menu buat anak dan dewasa
dengan harga lumayan terjangkau. Penulis sempat buka buku menunya, nasi sama
ayam dibandrol 9 Euro, kopi 2 Euro, Eskrim 1,10 Euro satu sekop. Ya, kali aja
laper, bolehlah makan-makan di Situ. Sayangnya kami berdua gak laper, udah
kenyang makan angin. Kami lebih memilih berdiri di Luar (dek Kapal kali ya
istilahnya) buat menikmati sungai.
Kira-kira setengah jam
perjalanannya, akhirnya kami sampai di Rűdesheim. Walaupun tanggal 3 Oktober
itu tanggal merah karena diperingati sebagai hari persatuan Jerman, suasana
ramai tetap terasa.
Keseruan
Dimulai
Sebentar berjalan-jalan
dan membeli souvenir, kami segera mengikuti rute menuju ke tempat Seilbahn (Cable railway) berada.
Waladalah, kok ya antriannya sudah mengular. Siapa yang memenuhi? Selain orang Jerman,
pengunjung di dominasi turis dari China. Sebagai pendengar dan penonton,
penulis dan Kiki melihat keunikan-keunikan tersendiri dari antrian ini. Hmm,
saking panjang dan penuh karena ke Tempat tujuan harus melewati tangga yang
sempit juga, ada beberapa orang yang menyerah meninggalkan barisan.
“Yeeeaaaaah”. Jadi, sabar ya dalam mengantri dan jangan lupa pake sepatu yang cucok buat mendaki.
Nah, singkatnya kami
bisa naik ke dalam Kabin Seilbahn yang didesain buat dua orang itu. Kayak
kurungan pithik (kurungan ayam) gitu lah, kemudian kami kami yang sudah naik
pun diajak bergelantungan di atas perkebunan Wein yang hijau itu, melihat Rhein
dari atas dan bersantai di atas awan hahaha. Jalan Seilbahn bisa dikatakan pelan,
di beberapa titik sempat berhenti, gunanya mungkin supaya penumpang bisa
menikmati dan foto-foto. hyahaha.
Sampailah kami di Halte
pemberhentian, setelah turun kami diarahkan berjalan menuju ke
Niederwalddenkmal, tugu atau monumen Niederwald. Rutenya asik dan emang
sederhana, gak heran banyak sekali pengunjung lansia dan anak-anak. Hal-hal
sederhana macam begitu saja bisa menarik banyak peminat yaah.
Inilah dia....
Ayo
Lanjutkan Langkahmu
Ndak mau kelamaan di
Situ, kami siap membabat hutan. Gambaran hutan di Jerman itu ya banyak
pepohonannya, terus hutannya sering digunakan untuk aktivitas, kayak olahraga,
acara sekolahan dan tidak menimbulkan kesan seram atau ngeri gitu. Ya, karena
tempat yang kami tuju itu termasuk kawasan yang dilindungi ya di dalemnya nggak
ada begal-begal ato penambang liar.
Di dalam hutan kami
juga melihat beberapa hal, yang paling menarik adalah saat ke Zauberhöhle alias terowongan ajaib.
Terowongan sepanjang 60 meter ini bener-bener gelap. Kami berdua menjajal masuk
bersama beberapa orang lain. Di dalam gak ada cahaya sama sekali dan
orang-orang harus bisa keluar menemukan jalan keluar, asik banged rasanya,
gelap-gelapan gitu, teriak-teriak tapi gak menakutkan. Hahaha, kalo buat anak
kecil si pasti menyenangkan, lha beberapa anak kecil pada merengek,
“Lagi...lagi mah.... nochmals nochmals mami”
dok kiki |
Oya, sebelum ke Sini
kami ke bangunan bernama Rossel dulu, ini ni :
Duduk
di Atas Angin
Selesai babat-babatan,
kami mengembara lagi menuju sebuah tempat yang dilabeli stiker rekomendasi dari
Tripadvisor. Lagi-lagi, kami harus
rela mengantri. Di dekat tempat mengantri, ada sebuah kebun binatang untuk
kancil-kancil mungil dan di Sinilah anak-anak kecil menjadi contoh yang
mengagumkan, mereka ini mendekat, meraba-raba dan serasa ingin memeluk.
Hyahahaha, dunia anak-anak sungguh luar biasa.
Kami naek di atas kursi
gantung untuk melihat keindahan alam. Jalannya pelan, bagkunya juga
diperuntukkan untuk dua orang. Wah, emang ni kayaknya cocok buat
pasangan-pasangan yang dilanda asmara. Hihihihi.
Mungkin 15 menit, kami
pun hampir sampai di Tempat pemberhentian, eitsss namun coba perhatikan sebelum
turun ada titik di mana kamera akan membidik penumpang di atas kursi, bagi yang
pingin punya fotonya silahkan bayar. Foto bisa didesain jadi kartu pos atau
foto biasa, tergantung permintaan. Sebagai kenang-kenangan, penulis tanpa pikir
panjang membelinya hahaha.
Turun dari kursi
gantung, kami berlari ke tempat pemberhentian kapal. Ndak sempat kami eksplor
kota Assmanshausen secara mendalam, cukup dulu untuk hari itu mengembara di
Hutan. Kami naik kapal lagi dan menikmati cantiknya Rhein, yang juga bersih dan
terawat itu.
Kami pulang dengan
riang..
Satu tiket tiga kota,
sekali keluar uang tiga kota dijejaki, petualangan mengarungi sebagian kecil
Rhein.
Perjalanan tadi memang
sederhana tapi memesona
Di Bingen kami sejenak
bersantai di Taman Kota..
Penulis sendiri merasa
puas dengan terlaksananya rencana jangka pendek yang sempat tertunda di Musim
panas lalu, hmmm rasa-rasanya mbah Goethe benar, “Erfolg
hat nur drei Buchstaben” : TUN.”
“Kesuksesan hanya punya 3 huruf : (TUN) Kerjakan!”
*Dok : Rizqi M. Sholihah
Dok : Fitri Ananda (penulis)
Pake Kamera fotografer Kiki sebagian besar
Hyahaha mari naik kursi gantung hehe
ReplyDeletewahhh dah sampai dah ke rudesheim :D cepat! :D
ReplyDeleteiya kak, makasi yaaa udah tulis di Blogmu, jadinya aku ingat kalo harus cepat ke Sana sebelum Winter :D
ReplyDeleteSenangnya bisa berkesempatan mengunjungi jerman
ReplyDeleteIyaaa alhamdulillah senang mbakkk hhhheee
Delete