Minggu itu ....
Hari minggu itu emang
hari yang damai di Jerman, hampir semua toko-toko pada tutup, jalanan jadi agak
sepi, orang-orang banyak yang bersantai di Rumah atau menghabiskan waktu entah
di mana bareng keluarga, kerabat dan handai taulan.
Masalah kerjaan gimana?
Ya yang di Kantor-kantor si emang pada libur, tapi banyak juga kok yang masih
kerja. Contohnya, mereka-mereka yang kerja di bidang sosial, kayak di Panti
Jompo. Libur Sabtu Minggu? Gak identik dengan santai di Rumah. Kalo lagi kena
jatah kerja ya harus kerja. Kalo semua libur, siapa yang ngurus mbah-mbah?
Mereka kan juga harus ganti baju, sarapan, makan siang-makan malam, minum obat,
di ajak jalan-jalan, ngopi-ngopi dan berleha-leha sembari makan kue.
Sebagai seorang yang
menjalani Freiwillige Soziales Jahr
di Panti jompo dampak ini juga mengena ke aku. Yang itu lo, yang gak selalu
libur sabtu minggu. Libur akhir pekan dalam sebulan di jatah dua kali aja.
Selang-seling jadinya. Dulu mikirnya gini, wah gak asik donk kalo sabtu minggu
masuk! Tapi itu dulu. Semakin ke Sini perbedaan kerja di Tempat kerjaku di Hari
kayak gitu makin terasa.
Satu,
lebih santai suasananya. Mungkin, karena bos-bos yang di bagian administrasi
kan pada libur, jadi para perawat ngerasa gak diawasin.
Dua,
hampir semua berseri-seri. Fachkraft yang ngurusin obat, perawat lain,
penghuni, orang bagian dapur dan tentu saja aku.
Tiga,
menu makanan terasa jadi lebih enak.
Empat,
jam berputar sekan lebih cepat.
Lima,
suasana lebih senggang, hening dan pekerja kayak gak diburu-buru.
Enam,
karena semua senang semua juga ikut senang.
Tapi itu gak selalu
sih, cuman seringnya ngerasain kayak gitu. Kalo hati riang itu pekerjaan terasa
lebih ringan ya? Mengawali kerja dengan bahagia itu sama aja udah kerja
setengahnya. Jadi, pekerjaan tinggal diselesein setengah lagi, waaw senang
sekali.
Kalo udah gitu, habis
lelah bekerja mau main juga tetap asik. Selesai kerja jam 3, masih ada waktu
untuk diri sendiri. Kebetulan banged hari itu uda janjian ma Tante Rosa, mantan
kolega di Ingelheim yang uda pensiun. Waktu tau aku kerja sampai jam 3, tante
Rosa bilang aku suruh ijin aja pulang lebih awal alasannya diundang.
mit Tante Rosa |
Emang hari minggu itu
hari damai aku pun dijinkan pulang duluan yang penting kerjaan intiku udah
kelar. Aku mintanya setengah jam lebih awal, disuruh pulangnya sejam sebelum. Wahahaha,
kalo moodnya pada baik dampaknya kemana-mana ya. Terimakasih kolega-kolega yang
ulalala.
Di Rumah tante Rosa pun
suasana hari minggu yang santai betul-betul menyeruak. Dalam keadaan lapar, ia
pun menyuguhi tamunya ini yang selalu ke Sana dengan perut kosong dengan menu
sup mie, kentang dan ayam salat ketimun dan pepaya. Lelahnya bekerja terobati
dengan obrolan-obrolan ringan seputar kehidupan dan tentu saja makanan yang
hangat. Sehangat gosip yang kami obrolkan.
|
Kebetulan di Gau
Algesheim kotanya tante Rosa sedang ada pesta rakyat, Weinfest, pesta Wien
gitulah artinya. Di Sana orang-orang bercengkarama sembari ng-Wien, ada yang
mabuk karena kebanyakan dan ada juga yang biasa aja. Fitri minum? Yaaaa gaklah,
di Situ aku meneguk air liur semata. Bersama Leon, bocah kecil yang baru
kutemui di Situ kami memerhatikan tingkah ibu dan kawan-kawannya juga tante
Rosa. Kebetulan juga mbak Anna,the best kolegaku juga ada di Situ.
Hari Minggu di Jerman,
kebanyakan ya sama keluarga. Banyak pasangan tua yang bersama, keluarga muda
yang baru beranak, ibu-ibu dan bapak-bapak bersama kawannya, beberapa anak muda
menikmati pesta rakyat kecil-kecilan itu. Ngobrol dan bersanda gerau sepertinya
jadi kegiatan inti di Situ selain minum-minum Wien. Di Hari kerja, waktu sudah
tersita dengan tugas-tugas, dengan acara semacam itu jadi ajang mereka itu
beristirahat dan berkomunikasi dengan kerabat dan lain-lain.
“Yuaaaa, ich bin jetzt
sehr erfreut, euch zu sehen... hahahaha” Teriak seorang yang sedang sempoyongan
memegang botol kaca Wien membuyarkan pengamatanku. Tak lama setelah itu, Tante
Rosa dan aku pamit undur diri. Aku ikut tante Rosa lagi Ke Rumahnya. Ya,
itung-itung njagain hahahah.
Suasana akrab macam
begitu membuatku ingin segera kembali ke Boyolali, betapa hal-hal sederhana
macam itu selalu mengingatkanku akan kampung halaman yang menyimpan setiap
jengkal kenangan. Nikmat sekali rasanya makan sayur bayam manis, ikan asin dan
telur dadar buatan Ibunda di Hari minggu. Duduk lesehan, memandang jalan raya
dan menunggu toko bersama. Melihat adik pulang dari main sepak bola. Melihat bapak
dan kakak nonton televisi. Menggoda Asti sampai mukanya cemberut. Bersepedaan
bersama kekasih hati keliling desa. Rindu-rindu sekali.
Menjelang malam, aku
kembali ke Ingelheim lagi. sebelum tidur, aku ketemuan dengan Kiki di Tengah
kota Ingelheim. Malam itu dingin sekali booo... sebelum kantuk melanda aku
bicara sendiri pada hatiku yang gembira. “Jika hatimu damai, hari-harimu
semakin berwarna bukan?” Ahahaha indah sekali!
Hallo Fitri! Salam kenal :)
ReplyDeleteaku pembaca baru blog kamu..hihi..
tulisannya sangat bermanfaat nih buat aku soalnya aku baru mau FSJ juga di Altenheim. Aku tinggal di deket Trier, masi se-Bundesland nih walaupun jauh.. sapa tau kapan" bisa ketemuan :)
Hallo Fanny :) Salam kenal juga ya
ReplyDeleteMakasi ya uda mau mampir ke Sini
Kapan mulai FSJnya?
Siap2 ya heheh
Iya semogaa..seneng aku kalo bs ktemuan :D
Hallo again Fitri :)
Deletemulai fsj nya awal desember
wah, siap-siap kenapa nih? jadi deg-deg-an..hha..
kamu sampai kapan fsj nya?
Ya siap2 bersenang2 dg mbah mbah :D luculucu hahahah
DeleteSampe thn dpn, Jan Fanny
Bald ....
Km dpt Unterkunft kan?
iya, dpt unterkunft.
DeleteKamu fsj nya selesai Januari? bentar lagi donk..
rencananya mau ngapain setelah fsj?
Was aufbauen Fanny :)
ReplyDelete