Ayam, Teman dan Nafsu Makan
*Dia : Kikik
Beberapa minggu lalu
waktu les ada yang nanya, “Fitri, apa yang kamu lakukan jika kamu punya waktu
senggang dan kamu sedang sedih?” Pertanyaannya spontan dan tiba-tiba aku yang
suruh jawab pertama. Kaget lah, tapi dari pada kelamaan mikir milih kalimat,
jawaban yang muncul adalah “Hemm kalo punya waktu senggang aku bakal ngundang
teman ke Rumah, masak, makan dan ketawa-tawa kaya kuda.” Hahahah!
Taraaaaaa.....
Itu terjadi hari ini
sama aku. Hari ini ngerasa sedih dan sebel. Sepeda kesayangan hibah dari
Gastfamilie-ku ilang. Gimana ya, walaupun emang itu sepeda tua dan butut tapi
udah banyak bikin acara-acara hidup guaa lancar. Mau ke Tempat kolega
biar ngirit pake sepeda, mau olahraga keliling Ingelheim pake sepeda, ke Tempat
Kiki naik sepeda walaupun 7km, tetep tak
jambani eh jabanin. Itu sepeda yang bikin gua tambah akrab sama someone, itu sepeda yang bikin gua
langsing kalo Tempat Kiki, itu sepeda yang bikin tabungan bisa melembung. Tiba-tiba,
gak ada alarm apapun, itu sepeda gak balik lagi ke Kandangnya. Rasanya agak
sakit dan “gelo”.
Saking sebelnya tapi
gak mau kelihatan sedih, pura-pura aku tertawa dengan tawar dan ngunjungin
tetangga bawa helm. Tetangga Cuma bisa ketawa tanpa dia tahu apa yang aku
alami, yaudah aku ikutan ketawa. Hari itu tadi gua putuskan mbolos les. Sumpah,
aku pengen nenangin diri n mencoba mengahadapi kenyataan. Gua pun pergi
ke Perpus Kota Ingelheim. Bukan buat baca buku tapi mau numpang ngenet gratis
di Tempat teduh. Di Tempat biasa aku duduk alhamdulillah tak ada orang.
Kemudian, berselancarlah aku di Dunia maya dan nulis-nulis.
Selang beberapa menit
ada Whatsapp masuk : “Woi ngko bengi sido ra?-Woi nanti
malam jadi gak?” Oiya, kebetulan mau ada rencana ikutan acara Couchsourfer di Mainz. Gua menjawab ndak
bisa. Si pengirim menulis, “Yowes aku tak neng gonmu –
Yadah ntar malam aku ke Tempatmu.”
Pada waktu yang
ditentukan, dia datang dan tanpa babi bube boba, ia membuka kulkas, mengambil
ayam, mencari bawang putih dan memotongnya. Kebetulan waktu dia datang aku
masih telpon telponan. Aku sudah menaruh kunci rumah di depan Pintu, jadi ia
bisa bebas masuk ketika datang. Hari itu ia memasak oseng-oseng cabe rawit
Ayam. Hmm, walaupun hampir setahun lebih di Jerman, hobinya adalah meracuni
orang dengan CABE.
Dia : KIkik |
Nasi sebakul untungnya
sudah kutanak. Persediaan makananku mengenaskan sekali malam ini haha tapi
untungnya masih ada segepok sawi dan seutas daun bawang. Ayam, cabe merah
bawaannya dan nasi yang banyak
menjadi santapan makan malam yang gila. Orang Jerman makan hangat Cuma di Siang
hari, lha iki kok ada orang-orangan
Jerman nekat makan nasi anget plus plus?
Ada 4 dada fillet ayam,
yang pertama diolah jumlahnya tiga. Selesai dioseng-oseng, kami makan
sepuasnya. Keringat membasahi dahi, bibir memerah, lidah seakan pecah-pecah. Ya
Robby nikmat sekali makan RACUN bernama cabe ini. Kami tertawa, mengingat
beberapa hari lalu ia datang ke Sini dan juga malamnya makan sop ayam yang utuh
badannya tanpa kepala. Ayam sakgluntung! Gila... gila, dalam semalam kami yang
Cuma berdua bisa makan tanpa ada perasaan bersalah, tanpa ada perasaan takut
LEMU, dll.
Ternyata kami bisa
kenyang ya Allah, kami sudahi makan-makan itu. Sedikit bertukar kabar dan
berbagi cerita yang kebanyakan agak konyol, aku bisa tertawa-tawa dalam hati.
Tak lama, ia pun gantian ditelpon. Kira-kira setengah jam percakapannya tengah
berlangsung, tiba-tiba seperti ada sinyal yang dimengerti satu sama lain. Kubuka
kulkasku, ku ambil ayam dan kupanggang. Gantian kali itu aku yang potong dan
ulek-ulek sambel. Intinya, kami makan lagi di malam gelap itu. Aku udah gak
peduli betapa berisiknya suara ulekan dan bau nyegrak cabe itu, mungkin
tetangga pengen protes tapi mereka kasihan.
Masakan selesai, kami makan tanpa beban. Betapa hidup itu sungguh sederhana, yang rumit Cuma definisinya. Aku ndak sedih lagi, ndak papa sepeda butut itu ilang, ndakpapa. Kalo teman dan nafsu makan yang gak ada? Ndak bisa saya bayangkan lagi betapa “gelo”nya hidup itu. Kamu, yang datang malam ini (29/09) membawa racun pedas, kok kamu gitu to? Kok kamu tau nak aku lagi sedih. Hahaha. Kesimpulanku bahwa sedih dan galau itu bisa diobati dengan Teman Ayam dan Nafsu makan. Heh ngawur! Maksudnya Teman..... lalu Ayam..... dan Nafsu Makan! Uenak tenan, alhamdulillah Gusti. Maturnuwun.
Kalau ini, gue suka. Gak banyak percakapan. lanjuut. Sederhana tapi ngena.
ReplyDeletethanks kak komplimentnya... dag dig dug rasane..
ReplyDelete