Sepedaan ah di Jerman
Dimulainya Sebuah Pengamatan
Semenjak di Jerman, penulis dah
lama banged gak isi bensin di Pom Bensin. Ya bener sih, emang yang mau diisi
bensin apaan? Mobil belum punya. Boro-boro mobil, motor aja gak ada. Berkhayal
doank di Jerman penulis bisa ngebut pake motor bebek warna biru kayak di
Indonesia.
Untungnya sistem transportasi di
Jerman bagus, jadi naik bus atau kereta mah sudah biasa. Jalan kaki tidak
masalah, karena kondisi teratur jadi pejalan kaki di Sini itu menyenangkan.
Eitts, walaupun begitu penulis masih punya kendaraan yang bisa dibanggakan.
Inilah dia
Sepeda butut cantik, hibah
(hadiah) dari mantan Gastfamilie semasa jadi Aupair beberapa waktu lalu. Sepeda
hijau lumut ini menjadi kawan dalam banyak kesempatan, sepeda ini juga menjadi
pahlawan penulis untuk cabang olahraga dan pengiritan. Pengiritan biar gak usah
naik bis kalo maen. Contohnya ni, jarak 7 Km dengan jalan menanjak rela penulis
lalui dengan bersepeda. Kemana itu? Ke Mainz Finthen, ke Tempat Kiki ato kalo
nginep ke Tempat Tante Anna di dekat Sungai Rhein Ingelheim.
Makasi ya Kakak David dan Kakak
Lena (Gastfamilie penulis) yang telah menghibahkan sepedanya kepada penulis!
Bersepeda di Jerman
Ngomongin sepeda di Jerman,
penulis mikir-mikir kecil, sepertinya semakin maju sebuah Negara, berimbas pula
pada gaya hidup masyarakatnya. Bukannya berlomba-lomba pamer mobil baru dan
bikin macet jalanan, orang-orangnya malah lebih sering naek kendaraan umum dan
sepeda.
Eh bukannya Jerman juga penghasil
mobil keren-keren ya?
Gaya hidup sehat, bukti cinta
lingkungan dan penghematan baik energi dan uang menjadi beberapa alasan yang
dikemukakan. Kakak Lena yang lebih sering njemput anak-anaknya naek sepeda
bilang bahwa naik sepeda itu lebih praktis. Ga harus sibuk mikir parkir dimana,
gak harus ngabisin bensin dan bisa ngebut leluasa. Doi yang masih mahasiswa
kedokteran tingkat akhir di Uni Mainz juga menambahkan, kalo dia bener-bener
gak keburu waktu, dia dengan senang hati akan naek sepeda sesering mungkin.
Di Jalanan Jerman, akan mudah
ditemukan ruang khusus para Penyepeda. Biasanya sebadan dengan mobil, tapi
kemudian dipisahkan dengan garis dan simbol sepeda serta warna ruangnya nya
dibuat berbeda, kebanyakan si warnanya PINK kayak gini ini ato kalo ga warnanya tetep, tapi ada simbol sepedanya.
Kalo penulis perhatikan,
mobil-mobil juga tidak menyerobot ruang khusus tersebut, mereka tetap melaju di
Tempat yang disediakan.
Kebetulan sekali, penulis
menemukan sumber tentang Fenomena Sepeda
yang oke dari Majalah berbahasa Jerman “Deutsch
Perfekt : deins!” cetakan Juli 2015 judul asli Phänomen Fahrrad : Was macht es
so populär?.
Apa yang akan penulis bahas selanjutnya adalah perpaduan dari terjemahan dan
pengamatan penulis sendiri.
Yang Perlu Diperhatikan Saat
Berkendara
Demi kenyamanan dan keselamatan,
stamina sepeda harus diperhatikan. Sepeda seharusnya dilengkapi dengan REM dan
BEL dan wajib berlampu depan maupun belakang. Kesemuanya ini penting termasuk
juga kondisi ban, kondisi setir, oli, rantai, sedel, pedal, dll. Cek dulu
sepedanya deh! Hihihi.
Pengalaman penulis, sebelum
sepeda dari Gastfamilie dihibahkan, mereka terlebih dahulu mereparasi beberapa
bagian, yaitu ban yang bocor diganti, rantai dilumasi oli dan rem distabilkan
(gak tahu istilahnya).
Cieeee, hal itu dilakukan sendiri
oleh Gastvater penulis, jadi ndak perlu ke Bengkel. Di Jerman mah gak banyak
tukang tambal ban, jadi orang-orangnya bisa mbenerin sendiri. Kalo sepeda
rusak, ada si bengkel, beberapa bengkel memakai sistem mandiri loh, maksudnya
dibenerin sendiri dengan alat-alat yang sudah tersedia. Kayak ini ni :
Ini salah satu bengkel gratis
yang ada di Ingelheim, Jerman
Oya, saking mandirinya dan bisa
meladeni sendiri, sepeda penulis pernah dibenerin sama kolega namanya Michelle.
Umurnya 19 tahun, dari mulai nambal ban dan lain-lain dia ngelakuin sendiri
dihadapan penulis. Sampai malu sendiri T.T. Jerman... Jerman..
Lanjut lagi...
Selain itu tadi, keselamatan
pengendara juga perlu diperhatikan. Kalo penulis pribadi, Helm dan sepatu
adalah barang wajib. Namun, kata (Deutsch
Perfekt : deins!”:6:2015), para penyepeda tidak diwajibkan memakai helm,
hal tersebut adalah pilihan individu yang sifatnya sukarela loh. Penulis sih
memilih untuk berhelm.
Biasanya urusan hem ga helm,
untuk anak kecil disarankan menggunakan helm. Mereka juga diberi pengetahuan
dasar mengenai rambu-rambu lo saat di Sekolah. Biasanya pengenalan tsb diatur
sedemikian rupa oleh polisi lalu lintas.
Fakta Unik Bersepeda di Jerman
- a. Tentu saja jalan khusus yang disediakan menjadi tempat istimewa buat para pengendara. Jika bersepeda dan ingin memarkirnya, ada banyak tempat seperti ini. Sepeda tinggal disandarkan di benda itu lalu dikunci, beberapa ada yang tidak dikunci dan silahkan dengan perasaan aman meninggalkan sepeda di Tempat-tempat itu.
Kalo sepeda butut penulis,
digeletakin aja gak ada yang doyan T.T heheheh.
Emmm, kalo sepedanya bagus,
keren, bermerk ya harus hati-hati, gak sedikit kasus-kasus sepedanya dicolong,
dicongkel bagian tertentu atau pokoknya bisa aja lenyap.
- b. Tukang pos banyak yang naik sepeda
- c. Musim panas kayak gini, banyak orang-orang di Jerman yang sepedaan.
- d. Biasanya mulai musim semi dah banyak orang yang bersepeda.
- e. (Deutsch Perfekt : deins!”:7:2015) menyebutkan bahwa jumlah sepeda di Jerman semakin banyak. Pada 2015 jumlahnya 67 Juta, tahun lalu (2014) jumlahnya 72 Juta. Bisa disimpulkan Satu sepeda satu penduduk, dari bayi hingga yang umurnya 100 tahun.
- f. Di Kota besar di Jerman banyak orang bilang kalo mereka ga butuh Mobil, mereka lebih memilih sepeda. Alasannya karena seringnya lebih cepat dari Bus, kereta atau mobil dan tentu saja membuat badan sehat. Para Ahli menambahkan : Semakin besar sebuah kota, maka kepopuleran mobil semakin menurun. (Deutsch Perfekt : deins!”:7:2015)
- g. Sepeda boleh dibawa masuk Kereta atau Bus (yang berlogo sepeda). Trennya juga banyak loh yang tetap berkereta tapi sepedanya dilipat.
- h. Simbah-simbah atau para orang tuan banyak yang masih sepedaan loh. Gowes gowes santai!
- i. Biar aman, naek sepeda di Jalur sepeda. Bahkan banyak rute-rute khusus untuk pengendara sepeda buat sepedaan loh. Ikutin aja petunjuknya.
- j. Suka sepedaan? Coba mampir ke Mὕnster. Kota ini memiliki topografi ideal untuk para penyepeda. Mobil pribadi tidak boleh melaju di Pusat Kota. Pengendara sepeda punya hak khusus, apalagi di Mὕnster banyak mahasiswanya, jadi gak heran sepeda jadi barang populer di Kota yang ada di Negara bagia Nordhein-Westfalen tsb. Dari beberapa hal tsb, Mὕnster dijuluki sebagai Kota Terbaik untuk Pengendara Sepeda atau Die beste Stadt fὕr Radfahrer.
http://www.muenster.de/stadt/tourismus/pics/b_rathaus.jpg |
- k. Penulis kan tinggal di Ingelheim, kota yang punya pabrik Boehringer Ingelheim itu lo, kebetulan pada 2010, kota mungil ini mendapat penghargaan sebagai Fahrradfreundliche Gemeinde 2010 in Rheinland-Pfalz atau kota ramah sepeda...cieee jadinya sepedaan di Sini menyenangkan sekali.
Hal Lain
Waktu mau
jalan-jalan ke Karlsruhe Jerman klik , penulis baru ngeh kalo orang yang berpengaruh
dalam penemuan sepeda tu asalnya dari Karlsruhe. Makanya, di Depan HBFnya
Karlsruhe banyak sepeda-sepeda yang disewakan. (Menyimpulkan sendiri hahaha)
Namanya
adalah Karl Freiherr Drais. Freiherr
sendiri merupakan nama dalam hierarki Aristokrat yang tingkatannya rendah. Mas
Karl ini merekonstruksi benda yang jadi cikal bakal sepeda di kemudian hari.
Benda ini mirip sepeda tapi gak punya obelan, jadi digerakkanya pake kaki.
Kecepatannya bisa 15 km perjam di Jaman itu dan lebih cepat dari Delman.
Sepedaan
di Ingelheim
Kala itu
jum’at (31/07/15), hari terakhir cuti panjang penulis. Setelah pikir-pikir
spontan, penulis pun memilih naik sepeda. Rute? Hah egal, penting jalan n
ngikut arah sepeda. Gak tahu mau kemana, tanpa tujuan.
Melaju
dengan cepat, tidak membuat penulis lupa untuk mengabadikan beberapa hal.
Saya dulu sepedahan berlin rada kurang ramah untuk pesepeda bnyak yg suka terabas jalur seenaknya dann ngak prnh deh parkir ngak pake kunci bisa ilang hehehe
ReplyDeleteIbu kota sih ya mb
DeleteRamee n ruaaaaaaaaaaaaaameee
Org2nya pada buru2 heheh