Ke Neroberg, Wiesbaden
Awal
Mula
“Schon wieder hier!” Sagte
mein Herzchen. Was wolltest du eigentlich? Ich fragte mich, wie viel mal ich
hier war? Mehr als 5 mal. Sicher?
Ika as a model |
Aku datang ke Tempat ini
lagi. Entah yang keberapa kalinya, aku mendaki bukit setinggi 245 Meter itu.
Akhir Juli baru saja aku ke Situ (29/07) dan kamis (08/08) kakiku melangkah
lagi ke Tempat yang merupakan perkebunan Wein di Sebuah kota di Wilayah Hessen,
yaitu Wiesbaden.
Hessen? Jika nama itu
disebut, mungkin dalam otak seketika muncul nama Frankfurt am Main. Nama
Frankfurt mungkin lebih tenar dibanding nama Wiesbaden, bukan? Sama-sama berada
di Wilayah Hessen, tak kusangka Wiesbaden adalah ibu kotanya. Walau pernah
belajar geografi Jerman, tetap saja nama Frankfurt lebih cepat kuingat
ketimbang Wiesbaden.
Itu dulu....
Sekarang aku ingat betul,
ibu kota Hessen sejak 1945 adalah Wiesbaden.
Awal aku ke Sini, ialah
saat mbak Arum datang menginap di Rumah keluarga angkatku, semasa aku Au-pair.
Kala itu, aku ingin mengajak mbak Arum jalan-jalan. Di Kepalaku terpikir nama
Wiesbaden, walaupun aku tak tahu harus kemana nantinya. Orang-orang yang
menanyaiku bilang bahwa jangan lupa untuk ke Neroberg. Aku masih anak baru saat
itu....
Siang harinya, kami naek
bis menuju Wiesbaden. Lagi-lagi, penumpang bus yang asli Wiesbaden memberi
wejangan. “Naiklah kalian ke Neroberg!” Untungnya, mba Arum yang sudah lebih
lama di Jerman itu mengajariku cara menemukan rute. Buka app Deutsche Bahn! Tak
susah, dari Wisbaden HBF menumpanglah bus nomor 1 yang jurusannya ke Nerotal.
15 Menit kemudian, turun saja di Halte bus terakhir dan siap-siaplah mendaki
bukit.
Adakah
Yang Memanggilku?
Di waktu yang berdekatan,
aku dikunjungi tamu Indonesia, yang sama-sama lagi tinggal di Ausburg, Jerman.
Awalnya, nona Azalia (28-30 Jul) dan
disusul nona Ika (6-10 Ags). Mereka janjian po? Kok hampir bareng gitu.
Gak kok, mereka aja belum saling kenal. Ini pasti sesuatu yang sudah diatur,
kenapa mereka datang dalam kehidupanku. Heheheheyaaa!
Sebagai orang yang dikunjungi,
keinginan yang terbesar adalah berbahagia bersama mereka. Dibela-belain
jauh-jauh dari Ausburg loh iki. Agenda wajib kami adalah jalan-jalan.
Mengunjungi Wiesbaden dan Neroberg adalah paket yang bisa dipilih untuk para
Nona manis ini hihihihi.
Pas Nona Azalia ada, kami
berdua itu bangunnya telat. Lah rencana berangkat 07.30 dari Rumah, jam segitu
kami baru melek dan Cuma ketawa-ketawa. Kenapa mau berangkat pagi, soalnya jam
17.00-an kereta ICE Azalia dijadwal datang. Aku udah ketar-ketir, ntar kalo
kesiangan sempet gak ya ke Neroberg. Wes..wes..penting
dilakoni sek gaweane, nak wes rampung
lagek mangkat sisan gowo gawan (Udah yang penting diselesein dulu tugasnya,
kalo udah selesai tinggal berangkat sekalian bawa barang).
Nah di Tengah perjalanan,
sempet-sempetnya hujan melanda. Waduh rek,
yo opo seh iki kok mari udan! Azalia tetep stay cool, malah senyum-senyum sendiri. Duh dek, kok senyum-senyum
terus heheheh.
Puji syukur yah! Kami
memang diizinkan untuk mendaki bukit.
Beda lagi pas sama Ika,
kami ke Neroberg-nya malam-malam. Gelap dan menyisiri hutan yang terjal halah
hahaha. Uji nyali dan berkesan!
Jam
21.30’an (08/08)
“Menurutmu kita tetep naik
ga?” Tanya Ika.
“Emmm..terserah.” Jawabku
“Yadah mumpung aku masih
di Sini.”
“Oke deh.”
Sembari menunggu bis, kami
menyempatkan duduk di kerumunan orang yang sedang menunggu pembukaan Filmfest
di Wiesbaden.
Bus yang membawa kami
datang, dengan segera naiklah kami berdua. Sampai di Halte Neroberg, kami
terperangah. Halah... gelap gulita dan sunyi senyap.
Pas naik, ada 2 orang (cew
dan cow) yang mau naik juga. Hati pun bersorak, yeaah ternyata gak sendiri. Naik
ke atas, kami ngobrol-ngobrol tentang banyak hal. Eaaa saat sampai, ada acara
dansa gitu deh.
Kenapa
ke Neroberg?
Salah satu daya tariknya
adalah bisa melihat pemandangan dua Ibu
Kota, Wiesbaden dan Mainz dari ketinggian. Alasan lainnya tersirat di bawah
ini...
Ada dua pilihan untuk bisa
mencapai puncak, yaitu dengan jalan kaki dan naek Nerobergbahn(Kereta Neroberg)
. Tergantung pada bulan apa sih pengunjung datang. Jika datang mulai April-Oktober,
kedua pilihan itu bisa dipikirkan. Kalo gak? Ya jalan aja sih. Maklum, Nerobergbahn ini digerakkan dengan
kekuatan air gitu, ndak setiap musim keretanya bisa jalan. Treknya sekitar 440
Meter dan ketinggiannya 80 meter. Naek kereta ini butuh waktu sekitar 15 Menit
untuk naek ke Puncak.
Penulis pernah naik ini
sama kiki. Ngeng kayak naek kereta kelinci di Indonesia. Singkat rasanya, cepet
banget sampe di atas. Gratis ndak? Iya, gratis ngeliat pemandangan waktu di
atas Kereta. Heheh. Ini rincian biayanya ya : CEK
(Harga selalu berubah,
info aktual : www.wiesbaden.de)
Gak harus kok naik
Nerobergbahn, jalan kaki aja malah sehat. Yang penting pake kostum dan sepatu
yang tepat! Bawa bekal cukup dan alat perekam gambar alias kamera. Hahaha.
Tempat ini seperti tempat
outbond, di Situ juga ada sarana panjat dindingnya. Hal lain yang bikin tempat
ini jadi tempat yang harus dikunjungi di Wiesbaden adalah karena ada Nerobergtempel-nya, Russische Kirche, ada salah satu kolam
renang tercantik di Jerman (namannya
Opelbad) dan Nerobergturm.
1. Nerobergtempel : dibagun
pada 1851, merupakan simbol kebun anggur Wiesbaden.
2. Russiche Kirche (Gereja
Rusia)
: dibangun sebagai tanda mengenang istri dan anak yang meninggal
setelah kelahiran dan dilahirkan. Istrinya bernama Elisabeth Michailovna. Yang
membangun adalah Pangeran Adolfs. Coba lihat, bentuknya bagus ya? Kalo dari
deskripsi katalognya, kubahnya itu berbentuk seperti bawang putih yang berwarna
keemasan.
Dari beberapa kali kedatangan, yang
berkesan kemarin (07/08) sama Ika. Lha ya, kami ke Sananya malem-malem jam
22.00. Sunyi, gelap, hening dan untung masih ada orang. Kebetulan di Atas ada
acara dansa-dansi gitu. Sekitar 20an orang. Pas naik ke atas, kan gelap tuh..
kayak jurit malam kalo Pramuka deh hehehe. Untung, ada 2 orang lain yang naik.
Ternyata ada juga yang masih minat jalan-jalan. Sempet merinding sih..
3.
Opelbad
4.
Tempat Pertunjukan
5.
Cafe
Kalo ke Wiesbaden jangan lupa Neroberg yaa. MMUaaach!
0 Response to "Ke Neroberg, Wiesbaden"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D