Betulkah Tato Jadi Populer (di Sini) ?
Musim panas – der Sommer dalam
kalender 2015 nii di Jerman resmi dimulai 21 Juni lalu. Banyak hal yang
ditunggu dari musim yang biasanya berada diantara Juni-Agustus. Orang-orang
bisa menikmati matahari dan berjemur, pesta di Luar ruangan bisa sangat menyenangkan
dan yang bikin pemandangan jadi berbeda adalah pakaian.
Yang biasanya orang-orang
berjaket tebal dan bersepatu berat, kini mereka satu persatu menanggalkannya.
Ditambah, suhu saat ini (kemarin-kemarin) bisa mencapai 40 derajat, bisa
dibayangkan sepanas apa kan?
Entah kenapa, hal yang membuat
penulis terkesan adalah bagian-bagian tubuh dari mereka yang berbusana musim
panas. Eeeeeh.
Penulis tu baru ngerasa aja, ternyata banyak juga masyarakat di Jerman
(lingkungan penulis tinggal) yang bertato. http://th05.deviantart.net/fs70/PRE/i/2012/209/1/4/floral_motif_tattoo_by_danielles_dreams-d58zyx3.jpg |
Kolega-kolega penulis yang
kebanyakan wanita memiliki tato yang biasanya ada di Bagian tubuh tertentu.
Yang sering penulis lihat ada di Punggung atas (kalo pake kaos u can see jadi kelihatan), di dada atas,
di Leher, beberapa ada yang di Tengkuk, ada yang di Pergelangan tangan, ada
yang di Pergelangan kaki dan ada yang di
Pinggul.
Penulis kemudian ingat-ingat
lagi, saat seminar bersama rekan sesama program Freiwillige Soziales Jahr (FSJ) mereka
juga beberapa ada yang bertato dan berencana akan menato kulit mereka. Jadi,
kepikiran aja. Tato tidak lagi jadi simbol yang menakutkan bagi pemakaianya,
lha buktinya cewek-cewek imut aja bertato. Soalnya dulu penulis sering mikir
mereka yang bertato adalah orang yang biasanya terkait kasus kriminal. Dulu sih,
waktu kecil.
Sempat penulis melayangkan
pertanyaan pada rekan FSJ dan Kolega, diantaranya :
- Kamu emang boleh tatoan sama Ibukmu?
- Kamu nato di Mana?
- Sakit ga?
- Ide motifnya gimana?
- Kenapa tatonya ditaruh Situ (tangan) ?
- Pingin tatoan lagi gak?
Dia menjelaskan, karena umurnya
udah 17 tahun dia bebas menentukan pilihannya termasuk menato bagian tubuhnya.
Asalkan dia bertanggung jawab mulai dari biaya dan kesehatan. Dari segi
kesehatan dan kualitas, supaya hasil tatonya bagus, dia menjatuhkan pilhan ke
tukang tato yang rekam jejaknya bagus dan banyak peminatnya. Katanya sih ditato
itu gak sakit, malah dia ketagihan pingin ditato lagi tapi masih bingung pake
motif apa. Dia bilang kenapa di tangan, soalnya biar kelihatan. Ide tato yang
dia pake adalah yang standar, biasanya itu motif binatang, tumbuhan atau nama
orang. Dia memutuskan memakai motif nama
orang. Dia pake namanya.
Setelah baca-baca lagi..
Ternyata di
Jerman, ada juga riset yang mengatakan bahwa sebanyak 30 % wanita umur `16-30
menggunakan tato. Direntang umur yang sama bagi kaum pria hanya sebesar 18 %
yang menggunakan. (Allensbach Institut) (Deutsch Perfekt 2015 : 64-65),. Di
Jerman sendiri, pemakai tato juga digolongkan dari jenjang pendidikan. Semakin
tinggi pendidikan, semakin jarang yang bertato. Dari lingkup kecil yang penulis
lihat di Tempat kerja rasanya si riset itu benar adanya. 3 Bos penulis yang
lulusan universitas sama sekali tidak bertato, mungkin penulis belum lihat sih
hehehe.
Tato seakan-akan
jadi sesuatu yang lucu dan imut, ibaratnya perhiasaan, banyak orang rela
memakainya. “Ini merupakan bagian dari seni.” Kata kolega penulis. “Sebagai
bentuk penghargaan dan keindahan aja sih.” Tambahnya.
Betulkah?
Penelitian penulis masih akan berlanjut sampai batas waktu yang tidak
ditentukana.
0 Response to "Betulkah Tato Jadi Populer (di Sini) ?"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D