Banyak Jalan di Roma
Masih Hari
Ketiga Pake Interrail Global Pass
Meninggalkan Milan yang
cantik dan modis, kami meneruskan perjalanan kami ke Ibukota Italia. Ialah
Roma, kota dengan populasi paling banyak di Italia. Roma juga tak bisa lepas
dari sejarah mengenai kekaisaran Romawi. Julukan tenar kota ini adalah Eternal City yang berarti Kota Abadi.
Colloseum |
Di Depan Colloseum, Roma, Italy |
Sampai di Roma
Pada 2 Juni 2015 pukul
20.00 langit Roma masih terang, udara pun bisa dibilang hangat. Kami dengan
selamat menginjakkan kaki di Roma Centralo dan rasanya ada perbedaan mencolok,
antara Milan dengan Roma. Di Stasiun Roma, penulis merasa Roma terlihat lebih
kumuh.
! Berbekal sumber bacaan, kami teringat harus lebih waspada di Roma. Pasalnya, Roma memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi. Bayangan di copet atau dipalak sempat memenuhi kepala, tetapi dengan kuasa Tuhan kami berdua bisa merasa aman. Sempat parno juga sebenarnya, menyeret koper dan menggendong ransel di Jalanan saat mencari hostel yang kira-kira 500 Meter dari Stasiun. Hostel pertama yang kami incar sudah di depan mata, namun entah kenapa ada perasaan ragu dalam hati. Kiki bilang, “Aku gak yakin di Sini soalnya ada banyak orang aneh itu.” So, katanya kalo ragu mending gak usah diambil kan? Kami pergi mengincar hostel kedua.
Hostel kedua letaknya
agak jauh kalo berjalan, kami memutuskan naek metro saja dengan tiket sekali
jalan. Turun dan sempat berjalan beberapa menit, kami pun sampai di Depan
hostel kedua. Bel kami bunyikan, jawaban dari seberang mengatakan tak ada kamar
kosong. Sang pemilik turun, seorang Bapak yang nampaknya ramah berkata bahwa ia
akan mengantar kami ke Hostel lain, yang masih dalam satu jaringan, namanya B&B Walter Guest House Hostel.
Tampak Depan, Hostel saat kami di Roma |
Bermalam di Roma
Alhamdulillah, masih
tersedia kamar untuk kami berdua, harga sewanya dibandrol 20 Euro permalam. Tak
masalah, harga ini lebih murah jika dibanding perkiraan kami yang 25 Euro
permalam. Eitts, tapi dari 20 Euro kami masih dibebani City Tax juga loh.
Sempat tidur di Kereta,
membuat badan lelah, inginnya segera tidur nyenyak di atas kasur. Hmm, sayang
kami masih harus melewati prosedur check-in yang lama. Bapak-bapak yang
bertindak sbg resepsionis terlalu ramah dan banyak tanya, jujur aja waktunya
gak tepat, dia gak membaca keadaan penulis yang kecapaian kayaknya. Ciriwit
banged! Kayaknya dia naksir Kiki tuh, hehehehehe.
Lumayan lama, akhirnya
kami mendapat kunci dan diantar ke Kamar. Yeeeah, akhirnya setelah ini bisa
mandi dan tidur cantik. Oya, secara bentuk hostel ini layak untuk ditempati,
walaupun tidak terlalu bersih untuk ukuran hostel. Hanya saja, rating tempat ini lumayan dan ada
rekomendasi dari Tripadvisor. Fasilitasnya lumayan, ada dapur, dapat sarapan
dan tentu saja ada WIFI. Dari segi kamar, sebenernya juga tidak terlalu
istimewa, yang bikin plus adalah kamar mandinya yang lumayan bagus. Tempatnya juga ternyata strategis, dekat
dengan Stasiun Termini dan jika berjalan juga dekat dengan tempat wisatanya
seperti Colloseum.
Setelah bersih-bersih,
kami berdua mengisi perut dengan nasi yang barusan kami tanak di Hostel dengan
lauk bakso. Nikmat sekali! Setelah kenyang dan menyiapkan barang-barang buat
besok jalan-jalan di Roma seharian, kami pun tidur. Akhirnya tidur di Kasur
(lagi).
One Day in Rome
Badan segar dan perut
terisi sarapan roti membuat kami berdua siap bersantai di Roma. Kami pun mantab
untuk jalan kaki di Roma. Pilihan ini bisa diambil loh di Roma, yang penting
persiapkan diri dengan baik, pake pakaian dan sepatu yang nyaman serta
persiapkan bekal yang cukup.
Atraksi Menarik
yang akan dikunjungi :
·
Colloseum
·
Roman Forum
·
Capitoline Museum
·
Piazza Venezia
·
Pantheon
di Dalam Pantheon |
·
Trevi Fontain
·
Spanish Step
·
Castel St. Angelo
·
Vatican
*Ada banyak hal yang menarik, sebelum sampai di Colloseum kami mampir ke sebuah toko untuk mencari kacamata hitam. Sang pemilik seorang Muslim mengingatkan kami berdua untuk jangan pulang terlalu larut malam, lebih aman memang jalan berdua sebagai turis. Uang sebaiknya kami simpan terpisah dan tidak hanya di satu Tempat. Kami harus berhati-hati jika masuk toko yang sepi, kalo tidak ada orang mending jangan masuk. Kami harus waspada terhadap para Imigran yang ada di Italia.*
Beberapa Puluh Menit di Colloseum
Waaaw, ekspetasi penulis
terhadap Colloseum awalnya terlalu tinggi. Melihatnya secara langsung membuat
penasaran penulis terjawab. Silahkan buktikan saja sendiri deh! :D
Baru saja tiba di Colloseum,
banyak para penjual souvenir yang menyapa kami pakai bahasa Melayu. “Sama-sama,
terimakasih.” “No mahal, murah..murah.” “Dari Malaysia ya?” dan bla bla lain
sebagainya. Satu lagi, kami juga ditawari foto-foto. Hayo, hati-hati! Mending
difotoin sesama turis aja deh.
Dari Colloseum, kami
berjalan menyusuri Roman Forum. Reruntuhan bangunan Romawi kuno yang besar,
melihatnya saja kepala langsung berfantasi hal-hal jaman dulu.
Loh Kok Kecele?
Perjalanan selanjutnya
adalah menuju ke Trevi Fontana, sebuah tempat populer yang wajib
direkomendasikan untuk didatangi. Adalah sebuah kolam yang memiliki mitos
tersendiri, apabila seseorang melempar koin dengan membalikkan badan dan gerakan
tertentu, maka orang tersebut bisa kembali ke Roma. Katanya...
Rasa senang telah menjalar
ke seluruh tubuh, panas menyengat tak menjadi masalah. Setibanya di Trevi
Fontana, penulis ingin bergegas merogoh koin yang ada dalam saku dompet.
Tetapi......
Pada waktu itu, air mancur
destinasi favorit yang tersohor itu sedang diperbaiki. Airnya asat, mungkin ya
mungkin karena kolamnya kebanyakan koin jadi mau dikuras gitu deh. Sebagai
gantinya, kami hanya disuguhi miniatur kolamnya.
Kecewa? Ya, lumayan. Ah, sudahlah
kalo mengingat tujuan kami liburan ini untuk bersenang-senang, pasti masih
banyak jalan menuju Roma (kesenengan) hahaha. Ngomong-ngomong ni, Roma memiliki
banyak jalanan kecil mungkin oleh sebab itu ada pepatah banyak jalan menuju
Roma kali yaaaa. Penulis jadi inget buku karangannya Idrus yang judulnya dari
Ave Maria, banyak Jalan menuju Roma.
Eh, tetapi disamping Trevi
Fontain ada sebuah kafe Gelato yang memiliki label Recomended dari Tripadvisor.
Waaah, kesempatan ini. Untuk menghilangkan duka lara kami membeli Gelato
raksasa, hahaha.
Perjalanan Tetap Berlanjut
Kenyataan di Trevi Fontain
tak lantas membuat semangat kami meredup, ibaratnya hidup kami masih harus
tetap melanjutkan perjalanan untuk meraih hal lain. Malahan di Perjalanan
selanjutnya, kami mendapat pengalaman baru yang menyenangkan.
Tujuan kami selanjutnya
adalah Vatican.
Kami sempat menyusuri
jalanan Roma yang ramai itu, sempat makan di Warteg, sempat beli peta lagi
karena peta kami hilang. Penulis sempat liat orang bertengkar di dalam mobil
sampe penumpang yang satunya dicekik-cekik, kepalanya dikeluarin kearah Jendela
gitu, hiiiiiih. Menakutkan sekali. Roma menyimpan banyak cerita yang masih
harus digali. Bagi penulis, memang Roma memiliki banyak keindahan tetapi meihat
orang-orang di Jalanannya hmmmm entahlah ada rasa yang menguatkan bahwa nanti
jika sudah berkeluarga penulis tetap ingin hidup bersahaja di Sebuah Desa atau
mungkin kota kecil saja.
Oke oke skip malah curhat.
Dari kejauhan, kemegahan
Vatican sudah terlihat. Kanan kiri banyak orang berjalan, ada banyak juga
toko-toko Souvenir, kartu pos bergambar Paus Paulus bertengger dirak-rak. Kami
tak bisa masuk di Sana, antrian berjubel dan kami sedikit lelah berjalan
seharian.
Pikiran kami yang tadinya
masih ingin ke Spanish Steps hilang begitu saja, kami harus pulang karena waktu
hampir pukul 20.00. Walaupun hari masih begitu terang. Kami pun naik metro dan
pulang ke Hostel.
Sewaktu pulang, kami
menyempatkan diri membeli banyak oleh-oleh. “Pit... Aku takut..” Kata Kiki.
“Kenapa takut... jangan takut..” Sambar orang dibelakang Kiki saat kami membeli
oleh-oleh di Tempat yang rame itu. Usut punya usut gerombolan penjual itu
berasal dari Malaysia. Banyak kali orang Malaysia di Roma.. hihihi syukurlah
kami dikasih bonus satu gantungan kunci oleh mereka.
Bedewe, kami belanja banyak
di Roma, banyak oleh-oleh gitu deh. Sepertinya, cocok juga ni yang mau belanja
di Roma, soalnya harganya terjangkau jika dibanding Milan dan Venezia.
Selanjutnya : di Venice Itali
Selanjutnya : di Venice Itali
0 Response to "Banyak Jalan di Roma "
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D