Jalan-Jalan di Berlin
Are you happy there?
Yes because we like going everywhere, without any destination and only enjoy the walking. (Note book from Kiki as my Birthdays gift)
Enjoy
in berlin... enjoy everywhere. Jalan-Jalan di Berlin...
Inilah rekaman cerita
perjalanan kami di Berlin pada sabtu-minggu (25-26 April 2015)
Semoga bermanfaat!
Sebelum berangkat pagi
jam 03.56 dari kediaman Gastfamilie Kiki,
malamnya kami sepakat memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat berikut untuk jangka
waktu 2 Hari.
1st
Day
|
2nd
Day
|
Reichstag
Brandenburger Tor
Postdamer Platz
Sony Center
Checkpoint Charlie
Oberbaumbrűcke
Warschaustr.
Alexander Platz
Fernsehturm
Berliner dom
Museum Insel
|
Ke Postdam (Schloss Sansouci)
Berlin Tiergarten
Kűrfűrstendam
Schloß Charlotenburg
|
Riset
bersumber dari City Guide Berlin pinjaman perpus Ingelheim, berlin.de, situs
travelling, Ameropa, peta Berlin yang ditaklukan Kiki.
Bahan riset |
Kereta ICE (Intercity Express) membawa kami selama 4 jam dan pada 09.23
kami telah sampai di Berlin HBF (Hauptbahnhof).
Nb : harga tiket PP 39 Euro perkepala, karena
kami dapat kupon beli 1 gratis 1, Mitfahrer
Gutschein.
Sebagai ibukota Jerman,
tak heran stasiun Berlin begitu modern, padat, besar dan membingungkan di
awal-awal. Setibanya di Stasiun, kami segera menitipkan 2 ransel kami di Locker
stasiun. Tak lupa, kami mencari tempat
untuk sarapan. Di depan stasiun ada warung Asia yang menyediakan menu dengan
harga terjangkau.
Jalan Kaki menjamah
Berlin, kenapa tidak?
Letak bangunan populer
seperti Reichstag, Brandenburger Tor,
Kanzleramt, Pariser Platz, Tirgarten berada dalam lingkaran yang sama. Dari Berlin Hauptbahnhof bagian belakang,
papan petunjuk jelas menerangkan jika Reichstag
dan Brandenburger Tor sekitar 750 meter dari situ. Jika ingin sejenak
memerhatikan suasana belakang HBF, sudah banyak pelancong-pelancong yang
berfoto terlebih dahulu dengan latar belakang HBF. Suasana makin marak dengan
para penjaja Bus City Tour yang
dilengkapi dengan Guiede yang akan menemani. Pilihan ini bisa jadi alternatif
menarik juga lo.
Panorama menuju
Reichstag begitu beragam, sesaat sebelum menyebrang jalan, kami disuguhi danau
dan kapal yang mengarungi danau tsb. Begitu tiba di depan halaman Reichstag,
suasana santai terpapar di depan mata, banyak orang yang duduk dan berceloteh
di atas hamparan rerumputan hijau itu, beberapa anak kecil malah bermain bola, asiknya
suasana itu membuat kami berdua betah berlama-lama di Situ.
Memandang Reichstag sebenarnya tidaklah cukup jika
belum masuk dan berkeliling di Dalamnya. Sayang, kami belum melakukan reservasi
online sehingga kami cukup memandang Reichstag dari luaran. Kiki sebenarnya
sudah berinisiatif mendaftar online, sayang kuota sudah penuh pada 25/4 itu.
Oya, di depan Reichstag juga terdapat Kanzleramt, kantor kanselir Jerman
bekerja. Itu lo bu Angela Merkel.
Lebih dari 1 jam kami
terbius suasana santai di Reichstag, kami pun melanjutkan perjalanan ke
Brandenburger Tor. Hari tersebut jumlah wisatawan cukup banyak, lalu lalang
orang memadati tempat populer di Berlin itu. Mungkin, orang-orang penasaran ya
gimana sih betuk dari simbol persatuan Jerman itu.
And here we are.......
Brandenburger Tor akan
terlihat jelas jika diambil dari Pariser
Platz. Kebanyakan orang-orang berlomba untuk mencari spot terbaik membidik
gambar termasuk kami berdua ini.
Kemana setelah Brandenburger Tor?
Sesuai dengan rencana
ingin berjalan kaki, setelah Brandenburger Tor kami berdiri sejenak di sebuah
tempat peringatan yang dinamai Holocaust
Mahnmal. Tempat ini terdiri 2711 balok-balok beton. Pengunjung diharapkan
turut mengenang para korban dari Nazi.
Di seberang jalan, mata
akan melihat rimbunan pohon berdaun hijau segar. Tempat ini merupakan sebuah
taman yang dikenal sebagai paru-paru Berlin, Tiergarten. Kami mengunjunginya keesokan pagi.
Dari Holocaust Mahnmal, perjalanan kami
lanjutkan menuju Postdamer Platz. Ada
sisa-sisa tembok Berlin di Situ. Informasi disajikan di Situ bagi yang ingin
mengetahui secara singkat tentang runtuhnya tembok Belin.
Dikutip dari Portal
resmi Berlin, Postdamer Platz sendiri merupakan sebuah pusat perayaan pesta
film Belinale. Di situ juga terdapat museum film dan televisi yang memamerkan
100 tahun sejarah perjalanan film Jerman
dan 50 tahun sejarah pertelevisian Jerman. Masih di area Postdamer Platz, kami
melihat arsitektur menarik dari bangunan Sony
Center. Bentuknya meyerupai payung yang menaungi kafe dan tempat
perbelanjaan di bawahnya.
Perjalanan berlanjut ke
Checkpoint Charlie.
Mengunjungi Alexander Platz
Hari itu memang santai,
walaupun begitu masih ada beberapa tujuan wisata yang ingin kami kunjungi.
Maximal at one day! Waktu kami Cuma 2 hari, sedang Berlin begitu banyak
menawarkan tempat-tempat cantik yang tak selesai dalam 2 hari.
Alexander Platz adalah
sebuah tempat populer di Berlin. Bangunan-bangunan yang tinggi menawan dan tentu
saja Fernsehturm
yang memikat. Tugu yang tingginya lebih dari 300 meter, bangunan
tertinggi di Jerman. Penulis dulu pernah naik Fernsehturm waktu awal-awal di
Jerman bareng mantan keluarga angkat yang di Berlin. Dari situ bisa melihat
kota Berlin yang modern, rapi dan oke.
Di Komplek yang sama ada
beberapa hal bisa disaksikan.
Berliner Dom
Rotes Rathaus
St. Marienkirche
Neptubrunnen
Lalu berjalan menuju ke
Museum Insel
Dijuluki pulau museum
karena memiliki beberapa museum terkenal seperti Altes Museum, Neues Museum,
Pergamonmuseum, Alte Nationalgalerie, Bodenmuseum.
Waktu sudah semakin
sore, saatnya kami menuju masjid Indonesia, Al-falah, Berlin. Di sana kami
datang menemui Endang yang menjadi penampung kami hehehe. Kebetulan, di Masjid
sedang ada acara Muslimah Day.
Hari
kedua? Melayang di Berlin
Malam hari kami
berembug panjang, tujuan ke kota Postdam harus kami batalkan. Hari kedua di
Berlin kami ingin lebih banyak bersantai menjejak Berlin. Kami ingin melayang
di Berlin.
Di depan Brandenburger
Tor, ada seorang yang duduk ngglesotan di Lantai. Seorang yang lain berpose
dengan melompat-lompat. Pengunjung lain yang ada di Sekitaran diabaikan oleh
mereka berdua.
“Satu... duaaaa tiga”
teriak yang sedang ngglesotan. Ada pengunjung lain yang ikut-ikut berteriak.
“Duaaaa”. “Gimana, kena gak? Tanya yang dari tadi melompat-lompat. “Kena dikit,
ulangi aja.” Begitu seterusnya sampai berkali-kali.
Foto yang lain ada di Instagramnya Kiki.
Dua orang tsb adalah
Kiki dan penulis. Penulis pernah cerita kan si Kiki hobi fotografi dan penulis
lagi belajar dari Kiki? Hari itulah penulis praktek dari teori “mengambil foto
melayang”. Setelah teriak-teriak, jeprat jepret akhirnya ada hasil bidikan yang
berhasil penulis ambil. Thanks ya Kik udah sabar ngajarin!
Praktek foto melayang
juga dijajal di depan Reichstag.
Setelah foto-foto gila,
kami jalan-jalan sangat santai di Tiergarten ke Haus der Kulture..
Dari Tiergarten kami
naik bus 100 melewati
Siegesäule
Schloss Belleveu
Menuju ke
Gedächtniskirche
Hmm, baru sebentar di
Situ hujan pun turun. Kami bergegas naik bus lagi yang ternyata salah tujuan
hehehehe. Entahlah, karena mungkin sudah lelah kami mantabkan diri pergi ke
Stasiun Berlin untuk menunggu kereta yang membawa kami ke Mainz.
“Tidak semua keinginan
bisa dipenuhi dalam satu waktu, ya kan?”
Pulanglah kami dengan
bekal 12 donat di dalam kereta.
Terimakasih....
Lanjutan sistem transportasi di Berlin, menyusul....
Dok Kiki dan Pipid
Bersambung bentar yaaa..
0 Response to "Jalan-Jalan di Berlin"
Post a Comment
Maturnuwun kunjungan dan komentarnya :D