Berlabuh di Hamburg
Terlaksana juga perencanaan
kami berbulan-bulan lalu, setelah beberapa kali ganti tujuan dan dihalangi oleh
tiket yang harganya tak menentu. Maka mulailah perjalanan kami dengan berangkat
pagi buta, menjadi penumpang pertama di halte bus pertama, berlarian dikejar
dan mengejar kereta, akhirnya kami pun berlabuh dengan santai di Hamburg,
Jerman (14/03).
Pelabuhan Hamburg |
Kanal Alster .. Binnenalster |
Berkat Hamburg, kami pun
bisa naik kereta Intercity Express (ICE)
dengan biaya agak terjangkau. Ya untuk menekan
biaya transportasi, Kiki dan penulis sangat suka berburu tiket murah yang
ditawarkan Deutsche Bahn (DB).
Hahaha!
Turun dari kereta Intercity Express (ICE), kami pun
membuktikan sendiri bahwa stasiun tersebut termasuk salah satu yang sibuk di
Jerman. Ya, mungkin karena Hamburg juga kota terbesar kedua di Jerman kali ya.
Depan HBF |
Segeralah kami berjalan
ke Pusat Informasi untuk mencomot peta gratis sebagai pelengkap perjalanan
kami. Kami sendiri sudah memiliki bekal peta hitam putih yang dicetak diam-diam
di Tempat penulis kerja hahaha. Peta tsb bersumber dari situs AMEROPA. Untuk
menghindari buang waktu di Hamburg, kami sempat belajar bersama dari buku,
website resmi Hamburg dan AMEROPA.
Kerena......
Glory A math Vactory
(Kemenangan Butuh
Persiapan) - Film The Mechanic
Cieeee!
Sebagai penganut aliran
Maximal at One Day, inilah rute
perjalanan Jalan-jalan di Hamburg kami yang menurut Kiki masuk dalam
kategori santai dan sak penake alias
sesuka hati hihihihi.
“Sebelum lebih jauh, foto-foto yang ada di sini merupakan
dokumentasi Kiki dan Penulis. Kalo yang bagus-bagus, mungkin itu diambil oleh
Kiki, karena doi fotografer. Yang lumayan-lumayan berarti diambil penulis yang
masih belajar fotografi dari Kikik. Huhuy!”
- Pertama, kami berjalan dari Hamburg Hauptbahnhof (Hamburg HBF) sekitar 15 menit ke arah Mönckebergstraße. Mönckebergstraße adalah sebuah nama jalan d Hamburg dan menjadi jalan dengan jalur terpanjang perbelanjaan.Terdapat Passage-passage juga. Kanan kiri, ada butik-butik menengah ke atas, gerai makanan, toko parfum, dll. Di sini kami hanya jalan santai tanpa tujuan untuk belanja-belanji, hahahah. Di dekat-dekat situ, kami melihat sejenak Hauptkirche St. Petri.
secuplik Mönckebergstraße |
Hauptkirche St. Petri |
- Dari Hauptkirche St. Petri, kami sudah melihat atap hijau kebiruan dari bangunan yang menjadi incaran kami, yaitu Rathaus. Balai kota ini begitu memikat untuk diabadikan oleh memori manusia dan memori kamera kiki yang baru. Letaknya yang ada di Pusat kota, mudah untuk dijangkau. Tidak hanya asik dinikmati dari luar, orang-orang diizinkan masuk ke dalam pada hari Senin-minggu menikmati gaya bangunan neoklasik tersebut.
Rathaus Balai Kota Hamburg |
- Tidak ingin terlena dengan Rathaus, pergilah kami menuju halte U-Bahn Rathaus menuju ke tempat berikutnya. Naik metro U3 jurusan Barmbek, Hamburg turunlah kami di tempat pemberhentian U-Baumwall. Dari situ, kami menyebrang untuk membuktikan cantiknya Speicherstadt. Kalo diartikan secara harfiah, Speicherstadt berarti kota penyimpanan. Kompleks di Sini berfungsi sebagai gudang-gudang penyimpanan. Saking luasnya, kami tak bisa meneksplore semuanya.
- Di situ banyak jembatan-jembatan kecil. Sempat kami jalan-jalan sebentar memandang rapinya tempat tsb untuk ukuran sebuah gudang. Oya, jika punya waktu lebih di Sekitaran kompleks ini juga ada Miniatur Wunderland, yang punya miniaturnya kota besar Hamburg dan miniatur Eisenbahn terpanjang. Supaya gak antri, reservasi online terlebih dahulu lebih disarankan. Cek di Hamburg.de! ^__^
- Juga masih sekompleks dengan Speicherstadt, ada sebuah bangunan modern dengan arsitektur unik. Menurut penulis, bentuknya itu seperti gelembung-gelembung busa gitu loh. Bangunan ini belum benar-benar selesai. Menurut Hamburg.de, Elbphilharmonie akan selesai pada 2017 mendatang. Bangunan tersebut akan difungsikan sebagai gedung konser.
- Kami melanjutkan perjalanan menuju ke Hamburger Hafen alias pelabuhan Hamburg. Tempat ini menjadi tujuan populer juga, alasannya si mungkin karena Hamburg kan kota pelabuhan terbesar di Jerman. Oya kalo diperhatiin, penulis baca di Jalanan, Hamburg juga masuk Hansestadt, sebuah perkumpulan masa silam bagi negara-negara perdagangan. Lebih jelasnya googling yaa.
- Kapal-kapal besar, panganan dengan bahan dasar ikan, oleh-oleh bisa dinikmati di Sini. Kami tidak jadi naik kapal, karena hari sedang hujan. Tak apalah, kami cukup terhibur memotret pelabuhan dan menikmati Landungsbrűcken. Selesai minum secangkir kopi dan cokelat hangat, kami sempatkan diri membeli oleh-oleh kecil seperti kartu pos dan magnet serta cuci mata di Pusat oleh-oleh.
- Kami pun kembali menaiki metro U1
Wedel yang mengarah ke destinasi selanjutnya, sebuah distrik yang
namanya Reeperbahn. Ralat 30/04/16
- Tujuan kami tidak aneh-aneh, cuma ingin napak tilas di tempat The Beatles menapaki karir. Tempat ini ada di daerah Reeperbahn. Sebagai bentuk penghormatan didirikanlah sebuah panggung sederhana, dengan patung transparan para personil the Beatles. Tempatnya tidak besar, namun cukuplah jika ingin sekedar berfoto di Situ. Nama tempat tersebut pun dinamai The Beatles Platz.
Hamburg
memang memiliki andil lumayan dalam perjalanan karir grup legendaris itu,
bahkan John Lennon
bilang, “I might have been born in Liverpool but i grew up in Hamburg.”
- Selanjutnya kami pun menyusuri jalan berikutnya menuju ke Hamburger Michel. Menaranya memiliki tinggi 106 m.
dok kiki, Hamburger Michel |
- Puas di sekitaran Reeperbahn untuk belanja cinderamata beruba gantungan kunci yang lumayan oke, kami memutuskan menjejakkan kaki di Danau Alster. Di situ kami santai-santai. Sejuk dan dingin. Dari Reeperbahn kami naik metro dan turun di Jungfernstieg. Kaluar dari halte, kami disambut danau Alster.
- Untung kepalang, dekat danau ada sebuah tempat perbelanjaan yang bernama Alstershaus. Harusnya, kami bisa saja ke Altershaus saat awal-awal di Mönckebergstraße. Tak apalah, toh di situ kami juga sebenarnya gak masuk hahahah, takut ngiler ngeliat harganya.
Banyak sekali toko-toko, termasuk Apple Store yang menarik perhatian
orang dengan memamerkan produknya yang bisa dijajal sekaligus bisa jadi wahana
ngenet gratis. Gila ya!
Tak jauh dari situ, ada kanal cantik. Dari situ kami bisa melihat Rathaus dari sisi yang lain. Oya, waktu foto-foto di
situ, ada ibu-ibu yang ramah tiba-tiba ngasih bunga ke kami berdua. Kirain ya
ngasih bunga Cuma-Cuma, ternyata itu Cuma modus mengemis. Dia minta duit ke
kami berdua, maksa lagi. Akhirnya kami Cuma bilang “No, we dont have!”
Huuufffft!
Kami
kembali lagi ke
Rathaus. Selesailah one day trip kami. Sebelum pulang
ke Mainz dan Ingelheim, kami makan-makan di dalam Stasiun besar
Hamburg.
Perjalanan ke Hamburg menyisakan
kenangan yang indah, gak rugilah jauh-jauh ke Utara. Daripada dihantui rasa
penasaran terus akan Hamburg.. hihihi.
A
Journey of a thousand miles begins with a single step – Lao Tzu
Nice!
jadi, ngiri liat foto2nya. kapan yak bisa ke situ ? :D
ReplyDeleteSecepatnya mas
ReplyDeletehehehe
Makasi sdh ngeliat fotonya mas efendi :)
Gorgeous:)
ReplyDeleteFitri hebat yah udah ke jerman aja,pengen^^
say, kok Reeperbahn lokasi pelacuran sih hihihihi?
ReplyDeleteD sana nggak senegatif itu kok , banyak orang "awam" juga, perbandingannya kayak Legian d Bali gitu aja
makasi Mona uda dikoreksi :)
Deletepemilihan diksiku tidak tepat.. Danke dir :D
Delete